Nationalgeographic.co.id—Aleksander Agung adalah salah satu tokoh paling menarik dalam sejarah kuno. Ia terkenal karena penaklukan militer, kejeniusan politik, dan kepemimpinannya yang visioner.
Pemerintahannya sebagai Raja Makedonia terhenti ketika dia meninggal pada usia muda 32 tahun. Ia meninggalkan warisan yang terus memikat para sarjana dan sejarawan hingga hari ini.
Apa yang akan terjadi jika Aleksander Agung hidup lebih lama? Bagaimana kerajaannya berkembang dan bagaimana pengaruhnya terhadap sejarah dunia?
Kekacauan setelah kematian Aleksander Agung
Pada 11 Juni 323 Sebelum Masehi, Aleksander Agung meninggal dunia. Selama hidupnya, ia menaklukkan kerajaan-kerajaan dan membangun kerajaan terbesar yang pernah ada.
Hidupnya merupakan kisah paling menarik dalam sejarah. Bahkan setelah mati pun, jenazah Aleksander Agung jadi penyebab perang berkepanjangan.
Tak lama setelah kematiannya di Babilon, kekacauan merebak. Ia tidak menyebutkan penerus yang jelas dan orang Makedonia berdebat tentang nasib kerajaannya. Tidak hanya berdebat, para jenderal Aleksander Agung pun saling bertarung demi mendapatkan kekuasaan.
Aleksander Agung mungkin menaklukkan Romawi dan Kartago
Jika Aleksander Agung hidup lebih lama, ia mungkin melanjutkan serangan militer dan memperluas kerajaannya lebih jauh. Salah satu kemungkinannya adalah dia akan mengalihkan perhatiannya ke barat dan melancarkan invasi ke Romawi dan Kartago.
Sejak lama, Romawi dan Kartago dianggap sebagai target potensial untuk ditaklukkan oleh Yunani. Mengutip dari laman History Hogs, “Aleksander menunjukkan minat untuk menyerang keduanya sebelum kematiannya.”
Terkenal akan kehebatannya dalam bidang militer, kemungkinan besar Aleksander Agung bisa menaklukkan Republik Romawi dan Kartago. Bila ini terjadi, Kekaisaran Romawi tidak akan ada dalam sejarah.
Setelah kematian Aleksander, Ptolemy berusaha merebut Kartago tetapi akhirnya tidak berhasil.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR