Serangan militer ke India dan Tiongkok
Aleksander Agung memiliki obsesi untuk menaklukkan timur dan mencapai "ujung dunia". Jika dia hidup lebih lama, kemungkinan besar dia akan melanjutkan penaklukannya ke arah ini. India dan Tiongkok menjadi target utamanya.
Aleksander pernah menginvasi India dalam pertempuran berdarah melawan Raja Porus di tepi Sungai Hydaspes. Aleksander terkesan dengan kekayaan dan keindahan India. Kemungkinan besar dia memperkuat cengkeramannya di wilayah tersebut.
Tiongkok, di sisi lain, adalah target yang jauh lebih menakutkan. Peradaban Tiongkok terkenal dengan kekuatan militer dan kemajuan teknologinya. Jadi, kecil kemungkinan Aleksander mampu menaklukkannya.
Namun, dia dikenal karena ambisi dan hasratnya untuk menaklukkan. Bukan tidak mungkin jika sang penakluk dari Makedonia itu akan mencoba mencoba untuk menginvasi Tiongkok.
Namun, tugas itu tidak pernah nyata. Pasalnya, jarak dan medan antara Yunani dan Tiongkok akan membuat invasi apa pun menjadi tidak mungkin.
Aleksander bisa mendirikan kerajaan seperti Kaisar Augustus dari Romawi
Jika Aleksander Agung telah hidup lebih lama, dia bisa membawa periode stabilitas dan perdamaian ke kerajaannya. Pada saat kematiannya, dia sangat kuat dan dihormati, dengan kerajaan yang membentang dari Yunani hingga India.
Meski wilayah kekuasaannya sangat luas, terjadi perebutan kekuasaan setelah ia meninggal. Ini menyebabkan tidak ada yang “mengurus” kerajaan luas itu. Ahli warisnya pun dibunuh satu per satu oleh para jenderalnya.
Aleksander dikenal karena karisma dan kemampuan kepemimpinannya. Ia bahkan telah memenangkan kesetiaan banyak prajurit dan pendukungnya melalui penaklukan militernya.
Jika terus memerintah, ia mungkin dapat membangun pemerintahan yang stabil dan efektif. Selain itu, sang penakluk mungkin akan menciptakan birokrasi yang kuat dan garis suksesi yang jelas.
Dalam banyak hal, Aleksander dapat memiliki pengaruh seperti Kaisar Augustus di Romawi. Augustus mampu membangun periode yang relatif stabil dan damai di Kekaisaran Romawi.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR