Dalam tradisi ini, Ananke adalah salah satu dewa primordial. Dia adalah entitas ciptaan sendiri yang muncul pada awal penciptaan.
Homer menggambarkannya sebagai dewi kebutuhan yang tidak dapat dihindari, seperti kebutuhan untuk berperang dalam keadaan tertentu. Kebutuhan yang dia wakili bukanlah untuk suatu tujuan, tetapi merupakan sesuatu yang sepenuhnya tidak dapat dihindari.
Dia kadang-kadang digambarkan sebagai dewi keniscayaan. Apa pun tindakan yang diambil, tidak ada yang bisa menghindari Ananke .
Oleh karena itu, namanya terkadang juga dapat diterjemahkan sebagai “kekuatan”. Bukanlah kekuatan dalam arti fisik melainkan kekuatan tak terlihat yang menggerakkan segala sesuatu.
Dia begitu kuat sehingga bahkan para dewa pun tidak berani mempertanyakannya atau melawan keinginannya.
Kemunculan Ananke dan Chronos dikatakan oleh sebagian orang menandai dimulainya penciptaan. Di hadapan mereka hanya ada Kekacauan, sebuah massa tanpa tujuan, struktur, atau keteraturan.
Dalam mitologi Orphic, Ananke dan Chronos adalah pencipta seluruh alam semesta. Mereka adalah makhluk pertama yang muncul dari Kekacauan. Mereka melingkari satu sama lain dalam bentuk berkelok-kelok yang melingkari seluruh kosmos.
Dalam kosmologi ini, Ananke dan Chronos bekerja sama untuk menghancurkan telur primordial di pusat alam semesta. Ia terpecah untuk menciptakan makhluk primordial lainnya, seperti Gaia dan Oceanus, yang membawa struktur ke alam semesta.
Dalam mitologi Orphic, Ananke adalah ibu dari Andrasteia. Dia adalah dewi yang membagikan hadiah dan hukuman.
Namun, cerita yang lebih populer mengklaim bahwa Ananke dan Chronos adalah orang tua dari Moirai, atau Takdir. Baik Plato maupun Aeschylus menghubungkan Ananke dengan Takdir, menunjukkan bahwa pengaruhnya diketahui di luar sekte misteri.
Ketiga Moirai adalah aspek dari ibu dan ayah mereka. Mereka mengatur waktu hidup dan mati seseorang dengan cara yang tidak dapat dihindari dan diperlukan.
Meskipun banyak sumber mengatakan bahwa Zeus dapat memerintah Takdir sebagai dewa hukum, termasuk hukum alam yang mengikat Takdir, sumber lain mengatakan bahwa dia pun tidak memiliki kuasa atas Takdir. Hanya Ananke yang dapat memengaruhi putri-putrinya, yang merupakan bagian dari kekuasaannya yang lebih luas.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR