Nationalgeographic.co.id—Pada 327 SM, Aleksander Agung, raja dari Makedonia bergerak menuju India, setelah menjadi penguasa atas Kekaisaran Akhemeniyah di Persia. Dalam sejarah ekspedisi Aleksander, perjalanannya ke India bertujuan untuk menguasai sisa-sisa daerah Kekaisaran Akhemeniyah yang enggan menerima raja baru dari Eropa itu.
Bagian dahsyat dalam sejarah ekspedisi Aleksander Agung adalah Pertempuran Hydaspes di Sungai Jelum. Walau berat menghadapi penguasa lokal bernama Porus (beberapa ahli berpendapat nama aslinya adalah Paurava), Aleksander berhasil mengausainya.
Sebetulnya, Aleksander Agung dan serdadunya tidak pernah betul-betul menguasai anak benua India. Kekuasaan dan ekspedisinya terbatas di Lembah Sungai Indus yang kini berada di Pakistan. Saat hendak menyeberang sungai untuk melanjutkan ekspedisi pada 326 SM, serdadunya mendesak putar balik karena sudah merasa lelah dan rindu kampung halaman.
Nama Aleksander tidak disebutkan dalam catatan sejarah India, karena yang dikuasainya hanya separuh. Raja Porus sendiri merupakan raja pedalaman India pinggiran yang tidak punya pengaruh pada peradaban India lainnya. Kisah penaklukkan Aleksander terhadap Raja Porus di India hanya tersebar dalam cerita-cerita rakyat di sekitar Lembah Sungai Indus.
Dampak dari ekspedisi Aleksander Agung begitu kecil dan cenderung dipandang kurang berarti dalam sejarah India. Meski demikian, invasi yang dilakukan Aleksander memudahkan Chandragupta (pendiri dan kaisar pertama Kekaisaran Maurya) untuk menaklukkan suku-suku di Punjab yang agresif.
Kekaisaran Maurya adalah kekuasaan pertama menguasai anak benua India pada periode klasik awal, setelah Kekaisaran Nanda pada masa sebelumnya. Berkat Aleksander, Kekaisaran Maurya meluas, menyatukan suku-suku dan kerajaan-kerajaan kecil di India hingga ke Punjab. Aleksander telah menghancurkan beberapa suku penghambat bagi Kekaisaran Maurya.
Pada saat Aleksander berhasil menaklukkan Porus—dan menjadikannya sebagai kawan seperti pada musuh lainnya—Kekaisaran Maurya sudah berkuasa hingga Sungai Gangga dan telah menjatuhkan Kekaisaran Nanda.
Dalam catatan Yunani, Sungai Gangga dan Sungai Indus sangat dalam dan luas. Namun, diperkirakan keterangan ini diungkap oleh pasukan dari kalangan yang enggan pergi lebih jauh.
Sumber yang menyebutkan tentang peristiwa kedatangan Aleksander dalam sejarah India, sangat sedikit. Dalam sebuah legenda sejarah, seorang brahmana Kekaisaran Nanda bernama Chanakya mengabarkan Kaisar Dhana terkait invasi Aleksander. Respon Kaisar justru menghina Cahnakya, sehingga menaruh dendam untuk menghancurkan Kekaisaran Nanda.
Sebenarnya, Aleksander berniat untuk pergi lebih jauh jika sudah mengumpulkan kekuatan yang cukup. Tentunya, mungkin kembali ke India jika ia tidak jatuh sakit dan meninggal di Babilonia.
Dampak lainnya dari ekspedisi Aleksander terhadap sejarah India adalah membuka jalur baru. Jalur ini menghubungkan peradaban Eropa dan India dalam perdagangan.
Selain itu, ada beberapa kota yang didirikan oleh Aleksander Agung di Lembah Sungai Indus, termasuk di kawasan kekuasaan Porus di Punjab seperti Nikaia dan Boukefala. Pada kota baru itu, segelintir orang Eropa tinggal dan menjalin hubungan dengan masyarakat setempat.
Seiring berkembangnya zaman, kekuasaan Aleksander Agung terpecah-pecah setelah kematiannya. Lalu, Kekaisaran Maurya dalam sejarah India berkuasa hingga Punjab dan merebut kawasan yang dulunya milik Aleksander Agung dan Kekaisaran Akhemiyah.
Perpindahan kekuasaan ini berdampak pada penyebaran pengaruh budaya dari Eropa ke India. Ditambah dengan jalur baru yang menghubungkan Eropa dan India, berbagai pengetahuan dan kesenian di India pada masa-masa selanjutnya berkembang. Kesenian patung dan koin dalam sejarah India, terpengaruh dengan gaya Yunani.
Pengaruh Eropa dalam sejarah India mungkin terjalin jauh sebelumnya. Keberadaan orang Yunani di Asia sudah terjadi di masa sebelumnya, ketika Persia menyerang Yunani dan dibawa ke negeri yang jauh.
Masyarakat Yunani mempertahankan kebudayaan mereka, walaupun berada di bawah pengaruh Persia. Kebudayaan mereka diperkuat ketika Aleksander Agung datang. Orang Yunani di Asia pun mendirikan kerajaan Baktria-Yunani pada abad ke ketiga SM. Kebudayaan ini kemudian bercampur dengan bangsa sekitarnya, termasuk India.
Source | : | academia,Sage Journals |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR