Para peneliti juga percaya bahwa penduduk Lembah Tarim berdagang dan berinteraksi dengan orang lain. Perdagangan ini menjadi cikal bakal jalur sutra, jalur perdagangan penting dalam sejarah manusia.
Namun para arkeolog masih harus banyak belajar tentang kehidupan sehari-hari manusia purba ini. Termasuk dengan siapa mereka berdagang, keyakinan yang mereka anut, dan apakah masyarakat mereka memiliki stratifikasi sosial.
Bagaimana mereka menjadi mumi?
“Mayat-mayat ini tidak dimumikan dengan sengaja sebagai bagian dari ritual penguburan apa pun,” Blakemore menambahkan lagi. Sebaliknya, lingkungan yang kering dan asin di Tarim Basin memungkinkan jenazah membusuk secara perlahan dan terkadang minimal. Dinginnya musim dingin yang ekstrim di daerah tersebut juga dianggap membantu pelestariannya.
Bagaimana mereka dikuburkan?
Banyak jenazah dikuburkan di peti mati kayu berbentuk perahu yang ditutupi kulit sapi dan ditandai dengan tiang kayu atau dayung.
Penemuan ramuan ephedra di lokasi permakaman menunjukkan bahwa tanaman tersebut memiliki makna medis atau keagamaan. Tapi agama apa yang dimaksud atau mengapa beberapa penguburan melibatkan cincin tiang kayu yang konsentris, masih belum jelas.
Mengapa mumi Tarim Basin kontroversial dalam sejarah manusia?
Mumi yang terawetkan dengan luar biasa telah lama membuat para arkeolog terpesona. Namun mumi di Tarim Basin juga menjadi titik konflik politik dalam sejarah manusia. Tarim Basin terletak di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, wilayah yang diklaim oleh minoritas Uighur di Tiongkok.
Kaum nasionalis Uighur mengeklaim bahwa mumi-mumi tersebut adalah nenek moyang mereka. Namun pemerintah Tiongkok membantah hal ini dan enggan mengizinkan para ilmuwan mempelajari mumi-mumi tersebut atau melihat DNA kuno mereka.
Pada tahun 2011, pemerintah Tiongkok menarik sekelompok mumi dari pameran keliling. Alasannya adalah mumi tersebut terlalu rapuh untuk diangkut.
Beberapa penelitian tentang DNA mumi dikritik karena meremehkan kekhasan wilayah tersebut dan mendukung upaya Tiongkok untuk mengasimilasi orang-orang Uighur. Masih banyak yang harus dipelajari tentang mumi misterius ini. Namun masa depan mumi sebagai simbol politik dan nasional juga masih diperdebatkan.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR