Itu terus menjadi label yang kurang sempurna namun nyaman, yang membedakan Kekaisaran Romawi Timur dari Kekaisaran Romawi Barat. Terutama penting setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5.
Karena alasan ini, tidak ada kesepakatan universal di antara para sejarawan mengenai periode waktu apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah 'Kekaisaran Bizantium'.
Beberapa ahli memilih tahun 330 dan berdirinya Konstantinopel, yang lain memilih jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476.
Yang lain lagi memilih kegagalan Yustinianus I (memerintah 527-565) untuk menyatukan kedua kekaisaran pada tahun 565. Beberapa bahkan memilih tahun 650 dan penaklukan Arab atas provinsi-provinsi timur Bizantium.
Kebanyakan sejarawan setuju bahwa Kekaisaran Bizantium berakhir pada hari Selasa tanggal 29 Mei tahun 1453. Itu ketika Sultan Ottoman Muhammad al-Fatih (memerintah 1444-6 & 1451-81) menaklukkan Konstantinopel.
Pembahasan mengenai penanggalan juga menyoroti perbedaan dalam percampuran etnis dan budaya antara kedua belahan dunia Romawi. Kemudian perbedaan negara abad pertengahan dari warisan Romawi sebelumnya.
Bangsa Bizantium menyebut diri mereka 'Bangsa Romawi', kaisar mereka adalah basileon ton Rhomaion atau 'Kaisar Romawi' dan ibu kota mereka adalah 'Roma Baru'.
Namun, bahasa yang paling umum digunakan adalah bahasa Yunani. Dapat dikatakan bahwa dalam sebagian besar sejarahnya, Kekaisaran Bizantium lebih banyak menggunakan bahasa Yunani daripada bahasa Romawi dalam hal budaya.
Konstantinopel
Awal berdirinya Kekaisaran Bizantium terletak pada keputusan Kaisar Romawi Konstantinus I untuk merelokasi ibu kota Kekaisaran Romawi. Ia memindahkannya dari Roma ke Bizantium pada tanggal 11 Mei 330.
Nama populer Konstantinopel atau 'Kota Konstantinus' segera menggantikan nama resmi kaisar sendiri, yaitu 'Roma Baru'.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR