Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi Timur menjadi eksistensi independen setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi Timur kemudian dikenal dengan Kekaisaran Bizantium, kekuatan abad pertengahan yang paling lama bertahan.
Untuk diketahui, Kekaisaran Bizantium didirikan dari tahun 330 M sebagai Kekaisaran Romawi Timur. Pendiriannya setelah pada tahun 286 M, Kaisar Diokletianus memutuskan untuk membagi dua kekaisaran Romawi.
Pada saat itu, kekaisaran Romawi telah berkembang menjadi begitu luas, sehingga tidak mungkin lagi memerintah seluruh Provinsi dari pusat kota Roma.
Kaisar Diokletianus mengangkat seorang perwira bernama Maximianus (memerintah 286-305 M) sebagai rekan kaisarnya. Ia membagi kekaisaran Romawi menjadi bagian barat dan timur secara resmi pada tahun 330 M.
Jadi secara resmi Kekaisaran Bizantium didirikan pada tahun 330 M dengan nama Kekaisaran Romawi Timur. Namun beberapa ahli memilih jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 sebagai waktu berdirinya.
Hal itu mungkin setelah keruntuhan Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Romawi Timur lebih dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium. Setelah itu pula, kekaisaran Bizantium menjadi kekuatan yang independen dan terlepas dari Kekaisaran Romawi.
Pada awalnya, kekaisaran Romawi Barat diperintah dari Milan dengan Roma sebagai ibu kota simbolis. Sementara bagian timur diperintah dari ibu kota Bizantium yang kemudian namanya berubah menjadi Konstantinopel.
Nama Konstantinopel berasal dari nama Kaisar Konstantinus I (memerintah 306-337) yang mendirikan ibu kota Kekaisaran Bizantium. Ukurang kota ini bervariasi dalam ukuran selama berabad-abad.
Pada satu waktu atau yang lain, Kekaisaran Bizantium memiliki wilayah yang terletak di Italia, Yunani, Balkan, Levant, Asia Kecil, dan Afrika Utara.
Kekaisaran Byzantium adalah negara Kristen Ortodoks dengan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi. Kekaisaran Bizantium mengembangkan sistem politik, praktik keagamaan, seni, dan arsitektur mereka sendiri.
Semua ini sangat dipengaruhi oleh tradisi budaya Yunani-Romawi tetapi juga berbeda dan bukan sekadar kelanjutan dari Kekaisaran Romawi kuno.
Kekaisaran Bizantium adalah kekuatan abad pertengahan yang paling lama bertahan, dan pengaruhnya berlanjut hingga saat ini. Terutama dalam agama, seni, arsitektur, dan hukum di banyak negara Barat, Eropa Timur dan Tengah, serta Rusia.
Nama 'Bizantium' & Tanggal
Nama 'Bizantium' diciptakan oleh para sejarawan abad ke-16 berdasarkan fakta bahwa nama depan ibu kotanya adalah Byzantium sebelum diubah menjadi Konstantinopel (Istanbul modern).
Selanjutnya Kekaisaran Bizantium terus menjadi label yang kurang sempurna, namun nyaman. Karena dapat membedakan Kekaisaran Romawi Timur dari Kekaisaran Romawi Barat, terutama penting setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5.
Karena alasan ini, tidak ada kesepakatan universal di antara para sejarawan mengenai periode waktu apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah 'Kekaisaran Bizantium'.
Beberapa ahli memilih tahun 330 dan berdirinya Konstantinopel, yang lain memilih Kejatuhan Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476.
yang lain lagi lebih menyukai kegagalan Yustinianus I (memerintah 527-565) dalam menyatukan kedua kerajaan pada tahun 565.
Beberapa bahkan lebih menyukai kegagalan tersebut pada sekitar tahun 565 dan penaklukan Arab atas provinsi-provinsi timur Byzantium.
Namun demikian, kebanyakan sejarawan setuju bahwa Kekaisaran Bizantium berakhir pada hari Selasa tanggal 29 Mei 1453. Itu ketika Sultan Ottoman Mehmed II atau Muhammad Al Fatih (memerintah 1444-6 & 1451-81) menaklukkan Konstantinopel.
Pembahasan mengenai penanggalan juga menyoroti perbedaan dalam percampuran etnis dan budaya. Itu antara kedua belahan dunia Romawi dan perbedaan negara abad pertengahan dari warisan Romawi sebelumnya.
Bangsa Bizantium menyebut diri mereka 'Bangsa Romawi', kaisar mereka adalah basileon ton Rhomaion atau 'Kaisar Romawi' dan ibu kota mereka adalah 'Roma Baru'.
Namun, bahasa yang paling umum digunakan adalah bahasa Yunani, dan dapat dikatakan bahwa dalam sebagian besar sejarahnya, Kekaisaran Bizantium lebih banyak menggunakan bahasa Yunani daripada bahasa Romawi.
Konstantinopel
Awal berdirinya Kekaisaran Bizantium terletak pada keputusan Kaisar Romawi Konstantinus I. Ia ingin merelokasi ibu kota Kekaisaran Romawi dari Roma ke Bizantium pada tanggal 11 Mei 330.
Nama populer Konstantinopel atau 'Kota Konstantinus' segera menggantikan nama resmi kaisar sendiri 'Roma Baru'.
Ibu kota baru ini memiliki pelabuhan alami yang sangat baik di teluk Tanduk Emas dan, terletak di perbatasan antara Eropa dan Asia.
Wilayah ini dapat mengendalikan lalu lintas kapal melalui Bosphorus dari Laut Aegea ke Laut Hitam, yang menghubungkan perdagangan yang menguntungkan antara barat dan timur.
Sebuah rantai besar membentang di pintu masuk Tanduk Emas, dan pembangunan Tembok Theodosian yang besar antara tahun 410 dan 413. Sehingga kota ini mampu menahan serangan gabungan dari laut dan darat berkali-kali.
Selama berabad-abad, seiring dengan bertambahnya bangunan-bangunan spektakuler, kota kosmopolitan ini menjadi salah satu yang terbaik di zaman mana pun.
Tentu saja, Kekaisaran Bizantium menjadi kota Kristen Ortodoks terkaya, termewah, dan terpenting di dunia. Kekaisaran Bizantium menjadi kekuatan abad pertengahan yang paling lama bertahan, hingga keruntuhannya pada tahun 1453 M.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR