Nationalgeographic.co.id—Pada prasasti yang ditemukan di dinding Palais Idéal, Cheval menyatakan, “Aku bukanlah seorang tukang bangunan, aku belum pernah memegang sekop tukang batu, aku bukanlah seorang pematung. Pahat itu tidak saya kenal, belum lagi arsitektur, bidang yang sama sekali tidak saya ketahui”.
Palais Idéal yang berarti Istana Ideal adalah struktur batu megah yang terletak di Hauterives, Perancis. Monumen unik ini dibangun seorang diri oleh seorang pria bernama Ferdinand Cheval yang merupakan seorang tukang pos.
Cheval mengabdikan 33 tahun hidupnya untuk menciptakan istana impiannya. Selain bangunan megah ini, Cheval juga membangun mausoleum atau ruang pemakamannya sendiri pada sebuah lokasi pemakaman, setelah Palais Idéal berhasil ia selesaikan.
Ferdinand Cheval lahir pada tanggal 19 April 1836 di Charmes sur l'Herbasse, Drome. Sejarah mencatat pada usia 20 tahun, Cheval magang sebagai pembuat roti. Catatan karir Cheval agak samar pada tahun-tahun berikutnya.
Namun berdasarkan catatan diketahui bahwa ia menjadi tukang pos pada tahun 1867, saat Cheval menginjak usia 31 tahun. Bukti sejarah ini didapatkan pada tahun 1878, Cheval menerima transfer terakhirnya sebagai tukang pos pedesaan di kantor Hauterives untuk putaran Tersanne. Dalam putaran ini mengharuskan Cheval menempuh jarak sekitar 29 kilometer setiap hari.
Sekitar setahun kemudian, pada tanggal 19 April 1879, Cheval tersandung batu saat melakukan perjalanan di sepanjang jalur pengantaran suratnya. Cheval mengambil batu tersebut, dan terpesona dengan bentuknya yang aneh.
Cheval terinspirasi untuk membuat suatu kuil alam pada awalnya. Oleh karena itu, pada usia 43 tahun, Cheval memulai proyek konstruksi yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di hari-hari berikutnya.
Cheval mulai mengumpulkan batu-batu yang tampak menarik di sepanjang jalur suratnya dan menyimpannya di sakunya. Karena jumlah batu yang ia ambil bertambah, sang tukang pos memutuskan untuk membawa tas.
Sampai pada akhirnya, Cheval membawa gerobak dorong saat menjalankan tugasnya sebagai tukang pos. Hal ini mengundang ejekan dari orang yang melihatnya. Meski begitu, Cheval tetap bertahan dalam usahanya. Pada siang hari Cheval bekerja sebagai tukang pos dan mengumpulkan batu. Kemudian Cheval menghabiskan malam dengan bekerja di Palais Idéal.
Lalu dari mana seorang tukang pos terinspirasi akan arsitektur istana yang akan ia buat? Alih-alih hanya mengantar dan menghempaskan surat yang ia bawa begitu saja, nyatanya Cheval selain mendapatkan inspirasi dari alam, kartu pos dan majalah bergambar yang ia bawakan menarik perhatiannya untuk dijadikan inspirasi.
Sejarah dunia mencatat Palais Idéal selesai dibangun pada tahun 1912, ketika Cheval berusia 76 tahun. Arsitektur istana ini terdiri dari gaya-gaya dari berbagai tempat dan era.
Jadi, Palais Idéal berisi struktur yang menyerupai candi Hindu, masjid Arab, dan kastil abad pertengahan. Selain itu, istana ini juga dihiasi dengan berbagai patung, termasuk binatang seperti beruang, burung dan gajah, serta makhluk mitologi.
Cheval bermaksud untuk dikuburkan dalam mahakaryanya. Namun keinginan ini tidak mendapat persetujuan dari otoritas Perancis. Oleh karena itu, sang tukang pos memutuskan untuk membangun mausoleumnya sendiri di tempat pemakaman setempat.
Pembangunan “Makam Keheningan dan Peristirahatan Tanpa Akhir” dimulai pada tahun 1914, ketika Cheval berusia 78 tahun. Mausoleum ini selesai dibangun pada tahun 1922. Cheval menyelesaikannya dalam kurun waktu 8 tahun. Dua tahun kemudian, Cheval meninggal dan dimakamkan di monumen yang ia bangun sendiri.
Palais Idéal menarik banyak pengunjung, bahkan sebelum selesai dibangun. Dilansir dari Ancient Origins pada tahun 2013, monumen ini dikunjungi oleh hampir 151.000 orang dari seluruh dunia.
Pada tahun 1969, Palais Idéal diklasifikasikan sebagai Monumen Bersejarah oleh André Malraux, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan.
Malraux menganggap Palais Idéal sebagai satu-satunya contoh arsitektur Naivisme. Naivisme merupakan aliran seni yang mengedepankan karya seniman yang tidak memiliki latar belakang sekolah seni.
Palais Idéal memiliki campuran corak yang berbeda. Cheval mengikat batu bersama-sama dengan kapur, mortir, dan semen. Menurut Cheval, alam sudah menyediakan bahan yang indah dan tugasnya adalah merangkainya.
Sebelum kematiannya, Cheval mulai menerima beberapa pengakuan dari tokoh-tokoh ternama seperti Andre Breton dan Pablo Picasso. Seniman Jerman, Maz Ernst pada tahun 1932 membuat karya sebuah kolase berjudul The Postman Cheval. Pada tahun 1958, Ado Kyrou membuat film pendek tentang Istana Cheval berjudul Le Palais Ideal.
Di tahun 2018 kisah Ferdinand Cheval kembali menginspirasi film layar lebar berjudul L’incroyable historie du fracture Cheval. Dikisahkan Cheval sang tukang pos melakukan perjalanan setiap hari di sepanjang Drome menyusuri desa ke desa.
Ia bertemu wanita pendamping hidupnya bernama Philomena. Mereka memiliki buah hati bernama Alice. Demi anak yang ia cintai lebih dari apa pun, Cheval kemudian membangun sebuah karya luar biasa yaitu Istana Idaman.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR