Kompleks istana, yang diyakini pernah digunakan sebagai istana kerajaan, kemungkinan besar merupakan pusat kekuasaan politik dan administrasi di kota tersebut. Benteng, yang dibangun untuk melindungi kota dari penjajah, juga menunjukkan pentingnya dan kekayaan kota. Hal ini menunjukkan bahwa kota tersebut memiliki kelas penguasa yang kuat dan berpengaruh.
Peradaban Minoa juga dikenal dengan praktik keagamaan dan kepercayaannya. Masyarakat Olous kemungkinan besar memiliki dewa dan dewi sendiri, dan kemungkinan besar mereka memiliki sistem ritual dan upacara keagamaan yang rumit. Mereka kemungkinan besar dikuburkan di makam yang rumit, dan beberapa artefak yang ditemukan di makam tersebut, seperti keramik, menunjukkan bahwa mereka berada.
Kematian Kota Olous
Sayangnya, Olous akhirnya ditinggalkan sekitar tahun 1400 SM. Kemungkinan besar karena kombinasi gempa bumi dan invasi. Meskipun demikian, reruntuhan Olous masih dapat dilihat hingga saat ini, dan memberikan gambaran sekilas tentang kekayaan sejarah Kreta kuno.
Pulau Kreta terletak di daerah yang aktif secara seismik, dan gempa bumi yang sering terjadi akan menyebabkan kerusakan besar pada bangunan dan infrastruktur kota.
Kompleks istana, yang diyakini pernah digunakan sebagai istana kerajaan, kemungkinan besar merupakan pusat kekuasaan politik dan administrasi di kota tersebut, dan kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi akan menyulitkan mempertahankan kekuasaan dan kemakmuran kota.
Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap kehancuran kota ini adalah invasi. Olous adalah kota yang kuat dan makmur, dan akan menjadi target berharga bagi penjajah. Benteng kota, yang dibangun untuk melindungi kota dari penjajah, hanya bisa bertahan lama. Invasi tersebut akan menyebabkan kerusakan besar pada kota dan penduduknya, sehingga menyulitkan pemulihan kota.
Kemungkinan penyebab lainnya mungkin terkait dengan letusan gunung berapi Thera yang menimbulkan tsunami besar yang meluluhlantahkan pemukiman Minoa di pulau Kreta. Hal ini dapat berdampak buruk pada Olous, menghancurkan rumah, bangunan dan infrastruktur serta mempersulit pemulihan kota.
Penemuan kembali kota ini
Kota Olous dalam sejarah Yunani kuno ditemukan kembali pada awal abad ke-20 oleh para arkeolog dan sejarawan. Penggalian besar pertama di kota ini dilakukan oleh arkeolog Inggris Sir Arthur Evans pada awal tahun 1900-an.
Evans adalah orang pertama yang mengidentifikasi peradaban Minoa dan berperan penting dalam mengungkap reruntuhan Olous dan kota Minoa lainnya di Kreta.
Selama penggalian, Evans dan timnya menemukan berbagai macam artefak dan reruntuhan, termasuk kompleks istana dan benteng yang mengesankan. Kompleks istana ini diyakini pernah digunakan sebagai istana kerajaan dan ternyata kaya akan dekorasi dengan lukisan dinding, mosaik, dan elemen dekoratif lainnya.
Benteng-benteng tersebut juga ditemukan sangat luas dan terpelihara dengan baik, menunjukkan pentingnya dan kekayaan kota tersebut.
Penggalian juga mengungkap berbagai macam keramik, perhiasan, dan artefak lainnya, memberikan wawasan berharga tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Olous. Lokasi kota, sumber daya, dan kepentingan strategisnya membantu kota ini berkembang selama berabad-abad, namun pada akhirnya, faktor-faktor ini berkontribusi terhadap kehancurannya.
Sejak itu, banyak penggalian lain telah dilakukan di Olous dan kota-kota Minoa lainnya, dan reruntuhan Olous terus menjadi sumber daya tarik bagi sejarawan, arkeolog, dan wisatawan. Kompleks istana dan benteng kota yang mengesankan, serta perannya sebagai pusat perdagangan dan perdagangan, menjadikannya salah satu kota paling kuat dan berpengaruh pada masanya, dan penemuan kembali kota ini telah membantu menjelaskan kekayaan sejarah dan sejarah kota ini. budaya Kreta kuno.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR