Aspek penting lainnya dari Chevauchée adalah perang psikologis. Dengan menimbulkan kerusakan pada penduduk sipil dan harta benda, penggerebekan ini bertujuan untuk melemahkan kepercayaan masyarakat setempat terhadap penguasa mereka dan menciptakan iklim ketakutan dan ketidakstabilan.
Aspek penting dari Chevauchée adalah penargetan sumber daya pertanian secara sengaja. Dengan membakar tanaman, menyembelih ternak dan menghancurkan fasilitas penyimpanan. Penggerebekan ini menyebabkan kekurangan pangan yang parah.
Kondisi kelaparan yang diakibatkannya tidak hanya melemahkan kemampuan musuh untuk mempertahankan upaya perang, namun juga menyebabkan peningkatan angka kematian dan penderitaan di kalangan warga sipil.
Gangguan terhadap perekonomian lokal mempunyai dampak jangka panjang terhadap daerah-daerah yang terkena dampak, sering kali memerlukan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk pulih.
Ketakutan dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh serangan yang tiba-tiba dan brutal ini menyebabkan rusaknya norma dan ketertiban masyarakat.
Warga sipil, yang sering kali tidak terlindungi oleh penguasa, terpaksa harus berjuang sendiri. Hal ini terkadang menyebabkan keresahan sosial dan hilangnya kepercayaan terhadap kepemimpinan.
Selain itu, perpindahan penduduk akibat Chevauchées berkontribusi terhadap penyebaran penyakit.
Ketika orang-orang meninggalkan rumah mereka dan tinggal di lingkungan yang padat dan tidak sehat, kemungkinan terjadinya epidemi meningkat. Hal ini diperburuk oleh malnutrisi dan melemahnya kesehatan akibat penggerebekan.
Kemunduran Chevauchées di Sejarah Abad Pertengahan
Awalnya, selama Perang Seratus Tahun, serangan Chevauchées sangat efektif. Namun, seiring dengan berkembangnya taktik militer, sarana untuk melawan serangan-serangan tersebut pun ikut berkembang.
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, perubahan dalam organisasi militer dan benteng mulai mengurangi efektivitas Chevauchée.
Salah satu perkembangan signifikan adalah perbaikan dalam desain dan konstruksi benteng. Munculnya benteng bintang, tembok kota yang lebih kokoh, mempersulit pihak penyerang untuk menimbulkan kerusakan.
Source | : | thought.co,History |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR