Nationalgeographic.co.id—Perang Troya adalah salah satu konflik paling terkenal dalam mitologi Yunani kuno. Kisahnya diabadikan dalam puisi epik Homer, Iliad.
Namun, realitas sejarah Yunani kuno perihal Perang Troya masih menjadi topik perdebatan sejarawan.
Beberapa berpendapat bahwa ini adalah peristiwa mitologi yang tidak pernah terjadi, sementara yang lain berpendapat bahwa hal itu mungkin didasarkan pada fakta sejarah.
Teori seputar Perang Troya terus bermunculan. Lantas, apakah Perang Troya benar-benar terjadi?
Mitos Perang Troya
Kisah Perang Troya seperti yang kita kenal sekarang terutama berasal dari Iliad, yang disusun pada abad ke-8 SM. Menurut puisi tersebut, perang dimulai ketika Paris, pangeran Troy, menculik Helen, istri raja Yunani Menelaus.
Sebagai pembalasan, Menelaus dan saudaranya Agamemnon mengumpulkan armada kapal dan berlayar ke Troy, di mana mereka mengepung kota itu selama sepuluh tahun sebelum akhirnya menjarahnya dengan bantuan prajurit terkenal Achilles.
Banyak detail Iliad yang fantastik, menampilkan dewa dan pahlawan dengan kemampuan manusia super. Beberapa pakar berpendapat bahwa hal ini menunjukkan bahwa cerita tersebut murni mitos dan tidak memiliki dasar kenyataan.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa banyak mitos mempunyai inti kebenaran dan mungkin ada dasar sejarah yang mendasari Perang Troya.
Perang Troya berlangsung selama sepuluh tahun. Selama ini, kedua belah pihak mengalami kerugian yang cukup besar. Perang yang berlangsung cukup lama karena kedua kubu juga cukup berimbang.
Orang-orang Yunani menyusun rencana yang pada akhirnya akan membawa mereka menang. Mereka membangun sebuah kuda besar yang dapat memuat banyak tentara di dalamnya.
Mengumumkan bahwa kuda itu adalah hadiah, Trojan membiarkannya masuk. Setelah malam tiba, pasukan Yunani keluar dari persembunyiannya dan memulai pertempuran yang membuat pasukan Troya terkejut. Yunani akhirnya memenangkan perang.
Achilles dikenal sebagai salah satu pejuang terbaik di seluruh Yunani. Kepahlawanannya membawanya ke medan perang Perang Troya, di mana kehebatannya membuat dampak yang signifikan terhadap hasil perang tersebut.
Dia memilih kehidupan heroik untuk dirinya sendiri. Akan tetapi pada akhirnya, di Perang Troya Achilles kehilangan nyawanya karena panah yang ditembakkan Paris ke tumitnya, yang merupakan titik kelemahan bagi pejuang tersebut.
Bukti Perang Troya
Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa Perang Troya dalam mitologi Yunani adalah nyata adalah mungkin keberadaan kota Troy itu sendiri. Kota ini terletak di Turki modern dan merupakan pusat perdagangan dan kebudayaan penting di Zaman Perunggu.
Penggalian arkeologis di situs tersebut mengungkapkan bahwa kota tersebut dihancurkan dan dibangun kembali beberapa kali selama beberapa abad. Hal ini menunjukkan bahwa kota tersebut merupakan lokasi konflik yang signifikan.
Selain itu, penemuan dokumen yang dikenal sebagai arsip Het pada awal abad ke-20 memberikan bukti lebih lanjut mengenai konflik antara Yunani dan Trojan di akhir Zaman Perunggu.
Arsip tersebut berasal dari abad ke-13 SM, menggambarkan sekelompok orang yang dikenal sebagai Ahhiyawa, yang diyakini adalah orang Yunani Mycenaean.
Ahhiyawa disebutkan dalam beberapa surat yang menggambarkan konflik antara mereka dan kota Wilusa, yang diyakini merupakan nama kuno Troy.
Terakhir, beberapa pakar berpendapat bahwa Perang Troya mungkin merupakan peristiwa nyata yang dibumbui dan dijadikan mitologi seiring berjalannya waktu.
Mereka berpendapat bahwa Iliad disusun beberapa abad setelah peristiwa yang digambarkan di dalamnya dan mungkin dipengaruhi oleh mitos dan legenda lain yang berkembang di sekitar konflik tersebut.
Lebih jauh lagi, puisi tersebut hampir pasti tidak disusun oleh seorang pengarang tunggal, melainkan merupakan hasil proses transmisi dan adaptasi lisan yang panjang.
Penemuan Schliemann
Heinrich Schliemann adalah seorang pengusaha dan arkeolog Jerman yang terkenal dengan penggaliannya di Troy dan situs kuno lainnya.
Schliemann percaya bahwa cerita-cerita dalam Iliad didasarkan pada fakta sejarah dan bertekad untuk menemukan bukti fisik Perang Troya.
Pada tahun 1870, Schliemann memulai penggalian di lokasi yang dia yakini sebagai Troy di Turki modern.
Dia menemukan serangkaian tembok dan benteng yang dia yakini sebagai sisa-sisa kota yang digambarkan dalam Iliad. Schliemann juga menemukan harta karun berupa artefak emas dan perak yang diklaimnya milik pangeran Trojan Priam.
Penemuan Heinrich Schliemann di lokasi yang dia yakini sebagai Troy telah memberikan beberapa bukti yang mendukung gagasan bahwa Perang Troya mungkin didasarkan pada fakta sejarah.
Namun penemuannya saja tidak cukup untuk membuktikan kisah Perang Troya seperti yang diceritakan dalam Iliad.
Penggalian Schliemann mengungkap keberadaan kota yang telah dihancurkan dan dibangun kembali beberapa kali selama berabad-abad.
Benteng dan tembok kota menunjukkan bukti konflik kekerasan, dan Schliemann percaya bahwa ini adalah akibat dari Perang Troya yang dijelaskan dalam Iliad.
Kebenaran mengenai Perang Troya mungkin tidak pernah diketahui. Namun bukti menunjukkan bahwa hal tersebut mungkin didasarkan pada fakta sejarah.
Keberadaan kota Troy, serta arsip Het, memberikan dukungan terhadap gagasan bahwa Yunani dan Trojan terlibat dalam konflik di akhir Zaman Perunggu.
Namun, kemungkinan besar detail cerita tersebut, seperti yang kita kenal sekarang, telah dibumbui dan dijadikan mitologi seiring berjalannya waktu.
Pada akhirnya, Perang Troya dalam mitologi Yunani telah memikat imajinasi orang selama ribuan tahun dan akan terus berlanjut hingga generasi mendatang.
Source | : | History,Greek Boston |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR