Tak berselang lama, para perompak dikejutkan dengan kedatangan pasukan dalam jumlah besar yang menghampiri kapal para perompak yang akan mencari mangsa selanjutnya. Ia melihat Julius sebagai pempimpin dari armada militer itu.
Kini, Julius sudah tak terlihat sebagai orang aneh dan lucu lagi. Ia lebih terlihat mengerikan dari hari-hari sebelumnya. Perompak itu segera terkepung dan ditawan oleh armada militer yang dibawa Julius.
Julius Caesar membawa mereka ke Pergamus, tempat yang lebih jauh dari pesisir Asia Kecil, lalu mengurung mereka. Kini, gantian Julius menawan mereka. Setelahnya, Julius berupaya mencari penguasa yang bisa mengadili mereka secara hukum.
Julius bergegas menuju ke Efesus, ibu kota provinsi tersebut, dan meminta gubernur Romawi melakukan tugasnya dan mengadili mereka atas dasar hukum yang jelas dan kuat. Namun, tak digubrisnya.
Julius Caesar mengetahui kebobrokan dan sikap korup yang ditunjukkan oleh pemimpin Romawi di Efesus kala itu. Gubernur Romawi itu malah menunggu tebusan (suap) dari para permopak untuk kemudian membebaskannya.
Julius Caesar lantas merasa muak dengan sikapnya. Ia bergegas meninggalkan tempat itu karena kecewa, dan berniat untuk mengadili atas otoritasnya sendiri. Ia meminta pasukan militer ad hoc-nya untuk menyalib semua perompak itu.
Kini, yang terngiang dalam kepala perompak itu "jadi kenyataan!" Mereka yang dulu menertawakan Julius karena berjanji akan menyalib mereka, kini ia akan menepati janjinya. Perompak itu menjadi yakin bahwa mereka salah menangkap mangsa.
Namun, Julius masih mengingat tentang beberapa kebaikan yang dibayangkannya semasa ditawan. Ia ingin memperingan hukuman para perompak itu. Julius mengerti, jika penyaliban hanya akan menyiksa mereka, membuat mereka menderita.
Julius lebih memilih untuk menggorok leher mereka satu per satu hingga mereka benar-benar mati, tanpa tersiksa karena hukum salib.
Sebuah kisah tragis dari peristiwa salah tangkap perompak Kilikia yang menganggap Julius adalah lelucon. Mereka tidak pernah tahu, bahwa di kemudian hari, Julius menjadi kaisar terbesar dalam sejarah Romawi Kuno karena ketangguhan dan kekejamannya.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR