Nationalgeographic.co.id—Zaman terus berubah, teknologi dan perangkat elektronik dalam sejarah dunia musik dengan inovasi terbarunya selalu saja bermunculan. Hal ini tentu saja membuat beberapa perangkat lama menjadi mulai kuno dan secara perlahan ditinggalkan. Seperti halnya yang terjadi dengan dua perangkat bermusik ini: kaset dan walkman.
Bagi penggemar musik era 70 hingga 80an pasti mengenal kaset dan walkman. Kedua item tersebut seolah pada masanya tak pernah bisa dipisahkan. Mudah dibawa kemanapun agar bisa mendengarkan musik.
Kaset adalah salah satu teknologi pertama yang memungkinkan kita berbagi musik dan rekaman dalam skala yang lebih luas. Saat ini, kita mungkin menganggap kaset sebagai artefak retro dan vintage dari masa yang lebih funky dan asyik; namun penemuan luar biasa ini membantu masyarakat maju menuju beberapa teknologi terbaik yang pernah ada.
Kaset, adalah format media analog yang dikembangkan pada tahun 1962 oleh penemu dan insinyur Belanda Lou Ottens untuk Perusahaan Philips. Awalnya dipasarkan untuk dikte, kaset ini berukuran lebih kecil dari sebungkus rokok. Saat itu, dikarenakan kapasitas penyimpanan datanya yang signifikan, menjadikannya format yang cocok untuk musik pra-rekaman.
Kaset menjadi format audio standar dari akhir tahun 1970an hingga awal tahun 90an setelah pemutar kaset portabel pertama tersedia bagi masyarakat umum untuk merekam, berbagi, dan memutar musik dengan nyaman.
Pemutar kaset portabel pertama yang mendapatkan popularitas adalah Sony Walkman. Perangkat genggam yang kecil, mobile, dan murah ini memungkinkan orang mendengarkan kaset dan radio AM/FM dengan headphone.
Sony Walkman merevolusi cara orang mendengarkan musik karena memungkinkan orang mendengarkan audio yang direkam sebelumnya atau radio di satu perangkat saat bepergian.
Inovasi besar lainnya dalam budaya kaset adalah boombox. Lebih besar dari Sony Walkman tetapi juga portabel, sering kali berisi satu atau dua deck yang digunakan untuk merekam dan memutar kaset.
Fitur menonjol dari boombox adalah speaker berukuran besar, yang menyaingi teknologi sistem stereo rumah pada tahun 1980-an.
Portabilitas boombox, kemampuan untuk merekam, dan menghasilkan bass yang kuat menjadikannya bagian integral dari budaya Hip-Hop, karena digunakan untuk memutar musik, breakdance dan battle raps juga merupakan cara yang murah untuk membuat kaset demonstrasi atau "demo" untuk calon rapper dan DJ kala itu.
Fenomena budaya menarik lainnya yang lahir di era boombox asli adalah mixtape yang dihasilkan dari kemampuan merekam lagu dalam kaset dari radio boombox.
Mixtape ini memberdayakan orang-orang dari segala usia untuk menyusun playlist untuk diri mereka sendiri atau orang lain. Hal ini mengubah cara kita mendengarkan musik dan merupakan cikal bakal layanan streaming seperti Apple Music dan Spotify.
Kaset semakin populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan menggeser piringan hitam. Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Bahkan, Lokananta, perusahaan rekaman musik milik pemerintah yang berdiri pada tahun 1957 ini, pada tahun 1970-an akhirnya produksi pun bergeser dari piringan hitam ke kaset.
Kaset memegang peran besar dalam sejarah dunia musik pada 1980-an dan 1990-an, bahkan pada era sekarang (setelah 2000-an), kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik. Ya, karena ada beberapa artis yang telah kembali mendorong label rekaman komersial dan independen besar untuk merilis musik dalam format vintage ini.
Artis arus utama seperti Billie Eilish, Lady Gaga, Beyonce, dan artis underground seperti Ben Boogz dan Maharadja Sweets semuanya telah mengambil bagian dalam kebangkitan kaset dan merilis musik dalam format ini.
Memang, sedari dulu, kaset sangat revolusioner karena memberikan siapa pun kemampuan untuk merekam trek audio sendiri. Sebelum keberadaannya, teknologi audio reel-to-reel sulit digunakan, apalagi berukuran besar dan memerlukan pelatihan, sehingga sebagian besar penggunaannya diserahkan kepada para profesional di bidang radio.
Ketika kaset mulai muncul, hal itu menjadi revolusioner karena alasan ini.
Tidak hanya trek audio favorit Anda yang tersedia, tetapi Anda juga dapat membuat mixtape Anda sendiri untuk diberikan kepada teman ataupun kekasih. Itu adalah tindakan cinta yang luar biasa karena butuh waktu untuk merencanakan playlist dan merekam lagu. Tidak hanya ada tombol “tambahkan ke playlist” seperti yang kita miliki saat ini.
Tentu saja, saat ini, semua serba mudah. Cukup “tambahkan ke playlist” maka trek lagu kesukaan Anda sudah dengan mudah tersusun. Mendengarkan musik melalui format mp3 juga menjadikannya jauh lebih mudah untuk didengarkan melalui teknologi ponsel yang ada saat ini.
Lalu, bagaimana dengan nasib kaset dan walkman? Apakah mereka benar-benar akan memudar seiring perkembangan jaman? Silakan Anda yang menentukan!
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | newyorker.com,Nypl.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR