Nationalgeographic.co.id – Perang Kemerdekaan Yunani merupakan perang Yunani meraih kemerdekaan dari Kekaisaran Ottoman atau Kesultanan Utsmaniyah.
Banyaknya pemberontakan menjelang Perang Kemerdekaan Yunani dimulai sejak tahun 1481. Orang-orang Yunani mengangkat senjata melawan Kekaisaran Ottoman sebanyak 123 kali secara terpisah sebelum tahun 1821.
Pemberontakan pertama terjadi di semenanjung Mani pada tahun 1481, ketika Korkodeilos Kladas dan para pejuang Mani yang ganas bangkit melawan Kekaisaran Ottoman.
Dengan dorongan dari kekuatan barat pada saat itu, pemberontak Yunani mencapai Epirus, membebaskan wilayah Himara.
Namun, Epirus segera direbut kembali dan orang-orang Yunani melarikan diri. Sembilan tahun kemudian, Kekaisaran Ottoman menangkap Kladas dan mengulitinya hidup-hidup sebagai hukuman yang biadab.
Pada akhir abad ke-15, keturunan terakhir dari keluarga kekaisaran Bizantium, Andreas Palaiologos, yang melarikan diri ke Italia berusaha mengibarkan bendera revolusi di Yunani yang diduduki Turki.
Palaiologos melakukan perjalanan keliling Eropa beberapa kali untuk mencari seorang penguasa yang dapat membantunya merebut kembali Konstantinopel. Akan tetapi, dia hanya mendapat sedikit dukungan.
Pada tahun 1453 Sultan Ottoman Mehmed II menaklukkan Konstantinopel dan kemudian meninggal pada tahun 1481. Kedua putranya, Cem dan Bayezid, terlibat perang saudara untuk memperebutkan siapa yang akan menggantikannya.
Melihat peluangnya, Andreas berusaha mengadakan ekspedisi di Italia selatan selama musim panas 1481 untuk menyeberangi Laut Adriatik dan memulihkan Kekaisaran Bizantium.
Perjalanan tersebut dibatalkan pada musim gugur setelah Bayezid berhasil menstabilkan pemerintahannya. Walaupun Palaiologos mempertahankan harapan untuk merebut kembali setidaknya Morea sepanjang hidupnya, dia tidak pernah kembali ke Yunani.
Sejak tahun 1492 dan seterusnya, angin revolusi muncul berbentuk perang salib, setelah Charles VIII dari Prancis bergabung sebagai sekutu.
Charles VIII sangat ingin menegaskan haknya atas Napoli dan menggunakannya sebagai basis perang salib melawan Turki Ottoman.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR