Nationalgeographic.co.id – Indonesia adalah salah satu produsen pakaian terbesar di dunia. Sayangnya, tak sedikit produksi busana di Indonesia masih menerapkan praktik-praktik tidak ramah lingkungan.
Beberapa di antaranya adalah penggunaan zat pewarna sintetis yang dapat memicu masalah kulit hingga pemanfaatan kapas yang diimpor dan ditanam di ladang monokultur menggunakan bahan kimia berbahaya.
Ketika Denica Riadini-Flesch, seorang perempuan asal Indonesia, berkesempatan melanjutkan pendidikan di bidang ekonomi pembangunan di Belanda, ia melihat adanya peluang untuk mengubah praktik industri yang lebih ramah lingkungan.
Di sisi lain, Denica juga merasa bahwa perempuan adalah salah satu pemain dominan di industri busana. Namun, masih banyak perempuan Indonesia yang tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memperbaiki kualitas hidup mereka.
Baca Juga: Ketika Alat Tenun Mengubah Sejarah Dunia Melalui Kreasi Kain Pakaian
Oleh sebab itu, usai menamatkan kuliahnya, Denica memulai sebuah misi dengan mendirikan SukkhaCitta pada 2016. Misi itu bertujuan untuk mengubah industri busana indonesia dengan cara yang bermanfaat bagi semua orang, terutama perempuan.
Sebagai informasi, SukkhaCitta didirikan sebagai perusahaan sosial (social enterprise) yang mengusung konsep farm to closet. Lewat konsep ini, SukkhaCitta menghasilkan pakaian berkualitas tinggi yang dibuat secara tradisional, serta menjualnya secara langsung melalui situs web dan toko-toko ritel.
Untuk menjaga keberlanjutan ekosistem lahan, Denica menerapkan teknik pertanian regeneratif. Teknik ini mengutamakan efisiensi penggunaan lahan, peningkatan kesehatan dan regenerasi tanah, hingga konservasi keanekaragaman hayati.
Baca Juga: Meraba Sehelai Kain Berbahan Kulit Kayu dari Lembah Taman Nasional Lore Lindu
Dalam penerapannya, Denica bersama tim SukkhaCitta menanam kapas bersamaan dengan 23 spesies tanaman lain guna menjaga keanekaragaman hayati dan memulihkan kesehatan tanah.
Dengan proses pertanian yang dijaga ketat agar tidak melibatkan bahan kimia berbahaya, SukkhaCitta menggunakan kapas yang ditanam sendiri oleh petani lokal dan terjamin kualitasnya.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR