Thom menambahkan, "Ketika Yan menaklukkan Ji, Yan mengambil alih lokasi Ji. Sejak itu, selalu ada kota di lokasi Beijing saat ini, namun lokasi asli Yan tidak seistimewa area sekitar Ji."
Saat ini, situs bekas Yan memiliki museum yang mengabadikan arkeologi kota kuno tersebut.
Selama era Negara Berperang (473-221 SM), Yan merupakan kerajaan mandiri yang menjadi satu dari tujuh negara bersaing di China. Ketika kerajaan-kerajaan tersebut bersatu di bawah Qin Shihuang, Kaisar pertama China pada tahun 221 SM, negara Yan dan kota Ji menghilang dari lembaran sejarah.
Meski hanya tersisa satu nama awal untuk kota tersebut, "Ibu Kota Yan," atau "Yanjing," namanya tetap abadi dalam botol-botol bir yang murah dan ringan hingga hari ini.
Dengan hilangnya negara Yan, wilayah di sekitar Beijing berubah menjadi daerah pinggiran. Selama hampir seribu tahun, area tempat kita berada saat ini merupakan stasiun perhentian antara peradaban dan stepa, pos terakhir sebelum melewati jalur pegunungan utara menuju ke luar angkasa.
Dijarah Genghis Khan, Dibangun Kublai Khan
Pada abad ke-10 Masehi, wilayah sekitar Beijing mulai berkembang menjadi lebih dari sekedar pos perbatasan. Pada tahun 938, suku Khitan yang berasal dari wilayah yang kini dikenal sebagai Mongolia berhasil menaklukkan bagian utara China.
Mereka menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat pemerintahannya. Namun posisinya berubah dari batas akhir peradaban, menjadi gerbang awal dari stepa.
Khitan merupakan salah satu dari tiga dinasti penjajah non-Tionghoa yang menjadikan Beijing sebagai pusat pemerintahan mereka selama empat abad berikutnya.
Sebab, wilayah ini mengalami beberapa kali pergantian kekuasaan. Salah satunya oleh suku Jurchen. Leluhur suku Manchu dari pegunungan dan hutan di dekat perbatasan Tiongkok-Korea modern ini berhasil mengalahkan Khitan dan menguasai kota pada tahun 1122.
Jurchen berhasil menaklukkan sebagian besar wilayah utara Tiongkok. Mereka lalu mendirikan ibu kota mereka yang baru di barat daya Jalan Lingkar Kedua saat ini, dikenal sebagai "Ibu Kota Tengah," atau Zhongdu.
Baca Juga: Da-Hong Pao, Teh Termahal di Dunia dari Dinasti Ming, 'Tembus' Belasan Miliar Rupiah
KOMENTAR