Perebutan tahta oleh Zhu Di menjadikan Nanjing sebagai tempat yang terlalu berbahaya - baik dari segi politik maupun secara literal - untuk dijadikan tempat tinggal.
Atas alasan itulah, salah satu langkah awal Zhu Di setelah menjadi kaisar (dan menghapus nama keponakannya dari catatan sejarah) adalah memindahkan pusat pemerintahan dari Nanjing ke wilayah kekuasaannya di utara.
Dari tahun 1403 hingga 1420, jutaan pekerja bersama ribuan seniman, pengrajin, insinyur, dan arsitek bekerja keras membangun ibu kota baru di atas puing-puing kota Mongol yang lama.
Mereka mendirikan tembok dan gerbang kota yang bertahan hingga dekade 1950-an, serta membangun istana megah Kota Terlarang dan altar Kuil Surga.
Zhu Di, yang memerintah dengan gelar Kaisar Yongle, adalah sosok yang paling berpengaruh dalam membentuk wajah Beijing seperti yang kita kenal saat ini. Meski tembok dan gerbangnya telah tiada, jejak mereka masih terasa dalam bentuk jalan lingkar serta nama-nama jembatan dan stasiun metro Jalur 2.
Penguasa yang datang setelahnya, mulai dari bangsa Manchu dari Dinasti Qing hingga negara-negara modern Republik Tiongkok dan Tiongkok Baru, juga meninggalkan bekas mereka di kota ini.
Masing-masing memiliki visi tersendiri untuk Beijing, yang mengubah wajah ibu kota kekaisaran menjadi pusat industri, brigade produksi, dan perencanaan kota kontemporer.
Kini, Beijing telah bertransformasi sekali lagi dengan gedung pencakar langit yang menjulang dan pusat perbelanjaan mewah menggantikan hutong dan kuil-kuil lama.
Kota ini tidak pernah berhenti berkembang. Selama lebih dari 3.000 tahun, wilayah ini telah menjadi saksi bisu atas kehidupan raja-raja, pejuang, sarjana, biksu, pedagang, dan rakyat jelata.
Berbagai kota telah bangkit dan lenyap sepanjang sejarah, namun setiap era memberikan kontribusi uniknya kepada DNA Beijing yang kita kenali hari ini.
Dengan memahami alasan Dinasti Ming memindahkan ibu kota ke Beijing, kita dapat menghargai lebih dalam sejarah dan evolusi kota ini. Kisah ini adalah bagian penting dari mozaik yang membentuk identitas Beijing saat ini.
KOMENTAR