Nationalgeographic.co.id—Meskipun telah dilakukan penggalian dan penyelidikan arkeologi selama dua abad di Giza, hanya tiga barang antik yang pernah ditemukan dari dalam Piramida Agung Giza. Dikenal secara kolektif sebagai Relik Dixon, ketiga artefak tersebut ditemukan pada tahun 1872 oleh Waynman Dixon dan James Grant.
Pasangan penjelajah ini menemukan tiga barang antik tersebut saat menjelajahi saluran udara yang mengarah dari Kamar Ratu. Kamar itu terletak di dalam Piramida Agung Giza, yang juga dikenal sebagai Piramida Khufu.
Laporan surat kabar sejak penemuan tersebut menunjukkan bahwa ketiga barang antik itu mungkin merupakan peralatan yang digunakan dalam pembangunan Piramida Agung Giza yang begitu ikonik. Namun fungsi pasti dari benda-benda kuno tersebut masih menjadi topik perdebatan hingga hari ini.
Setelah meninggalkan Mesir, Dixon sendiri menyimpan dua dari tiga barang antik tersebut. Keduanya kini disimpan di British Museum di London.
Pasangan barang antik ini terdiri atas bola batu kecil dan benda tembaga berkait berbentuk ekor merpati. Menurut pihak museum, barang-barang tersebut tampaknya merupakan peralatan yang mungkin digunakan oleh pekerja konstruksi.
Kemungkinan lainnya, barang-barang tersebut mungkin juga ditempatkan di dalam piramida agar arwah Raja Khufu dapat keluar dari ruangan tersebut dan melakukan perjalanan ke alam baka.
Grant, sementara itu, tetap memiliki peninggalan ketiga. Barang antik ketiga tersebut adalah sepotong kayu cedar berukuran 13 sentimeter yang pernah menjadi bagian dari benda kayu yang lebih besar di dalam piramida.
Pada tahun 1940-an, putri Grant menyumbangkan barang tersebut ke University of Aberdeen. Namun tampaknya barang antik tersebut tidak diklasifikasikan dengan benar dan langsung hilang.
Baru pada tahun 2019 para peneliti menemukan barang antik tersebut. Barang antik itu tersembunyi di dalam kaleng cerutu koleksi Asia universitas tersebut.
Lebih dari tujuh dekade setelah memiliki barang antik tersebut, para ahli Mesir akhirnya memiliki kesempatan untuk mempelajarinya. Hasil penanggalan radiokarbon mengungkapkan bahwa benda kuno tersebut pertama kali dibuat antara tahun 3341 dan 3094 SM, lebih dari 500 tahun sebelum Piramida Agung Giza dibangun.
Terlepas dari pengungkapan ini, para arkeolog masih belum bisa memastikan apa benda tersebut. Meski demikian, beberapa pihak berpendapat bahwa barang antik tersebut mungkin merupakan bagian dari alat pengukuran yang digunakan selama pembangunan Piramida Agung Giza.
Baca Juga: 8 Penemuan Aneh di Piramida Agung Giza, Termasuk Suara 'Menakutkan'
Tentu saja, akan membantu jika para peneliti dapat mengakses objek yang lebih besar dari mana fragmen ini berasal. Sayangnya, objek tersebut saat ini terjebak dalam rongga yang tidak dapat diakses di dalam piramida dan terakhir terlihat menggunakan kamera robot pada tahun 1993.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR