Nationalgeographic.co.id—Olympia Kuno adalah situs perlindungan Yunani kuno yang didedikasikan untuk pemujaan Zeus yang terletak di Peloponnese Barat.
Dalam sejarah dunia kuno, pertandingan Olimpiade Pan-Hellenic diadakan di lokasi tersebut untuk menghormati Zeus. Olimpiade kuno tersebut diadakan setiap 4 tahun sekali, sejak tahun 776 SM hingga 393 M.
Seperti apa kisah dari situs yang kini terdaftar oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia tersebut?
Olympia dalam sejarah dunia kuno
Olympia pertama kali dihuni pada milenium ke-2 Sebelum Masehi. Namun, catatan arkeologi pertama mengenai tempat tinggal berasal dari tahun 1900 hingga 1600 SM.
Bukit Kronion di situs tersebut mungkin merupakan tempat pemujaan pertama yang didedikasikan untuk Kronos. Namun, bangunan suci lainnya di kaki bukit di hutan suci pohon zaitun liar, atau Altis, menunjukkan dewa lain juga disembah.
“Seperti Gaia, Themis, Aphrodite, dan Pelops,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia.
Kemudian suku-suku Yunani barat menghuni Peloponnese. Sejak itu, Zeus, ayah para dewa Olympian, yang kemudian menjadi tokoh pemujaan dominan di Olympia.
Kuil Zeus
Bangunan besar pertama di situs cagar alam kuno yang terkenal adalah Heraion. Bangunan ini merupakan sebuah kuil yang didedikasikan untuk Hera yang dibangun sekitar 650-600 SM. Pada abad ke-5 SM, tempat suci ini mencapai puncak kemakmurannya.
Kuil Zeus berukuran 6 x 13 kolom yang besar selesai dibangun pada tahun 457 SM. Kuil tersebut menampung patung besar pemimpin para dewa Olympian dari gading dan emas.
Baca Juga: 7 Peradaban Terbesar dalam Sejarah Dunia, Termasuk Yunani Kuno
Dirancang oleh Libon dari Elis, kuil Doric adalah yang terbesar di Yunani pada saat it. Ukurannya 64,12 m x 27,68 m dengan tinggi kolom 10,53 m.
Patung Zeus di dalam kuil dibuat oleh Phidias (yang pernah mengerjakan Parthenon dan patung Athena). Patung tersebut merupakan patung Zeus dari emas dan gading setinggi 12 m yang duduk di atas takhta.
Pertandingan olimpiade dalam sejarah dunia kuno
Acara olahraga awalnya dikaitkan dengan ritual pemakaman. Misalnya permainan pemakaman yang diprakarsai oleh Achilles untuk menghormati Patroklos dalam Iliad karya Homer.
Beberapa dokumentasi mitologi memuji Zeus yang memulai Olimpiade untuk merayakan kemenangannya atas Kronos. Sedangkan dokumentasi lain menyatakan Pelops memulainya untuk menghormati Oinomaos.
Bagaimanapun juga, olahraga, kesehatan tubuh, dan semangat bersaing merupakan bagian besar dari pendidikan Yunani kuno. Maka tidak mengherankan jika kompetisi atletik terorganisir pada suatu saat akan tercipta.
Pertandingan Olimpiade pertama diadakan pada tahun 776 SM pada bulan purnama pertama setelah titik balik matahari musim panas. Pemenang perlombaan pertama dan satu-satunya, lomba lari stadion (satu panjang lintasan stadion 192 m), adalah Koroibos dari Elis.
Para atlet dan sebanyak 40.000 penonton datang dari kota-kota Yunani di seluruh Mediterania untuk berpartisipasi dalam Olimpiade kuno. Individu dan negara kota membawa persembahan kepada Zeus.
Persembahan yang dibawa berupa uang, patung, perisai, helm, dan senjata. Persembahan tersebut pun membuat Olympia menjadi museum seni dan budaya Yunani yang hidup.
Seiring berjalannya waktu, acara-acara lain ditambahkan ke dalam Olimpiade kuno. “Misalnya lomba lari jarak jauh, gulat, tinju, balap kereta, cakram, lembing, lompat, dan pentathlon,” Cartwright menambahkan.
Baca Juga: Misteri Orphic, Kepercayaan Bangsa Yunani Kuno yang Sering Dicemooh
Puncaknya ada 18 acara yang tersebar dalam 5 hari. Namun acara di stadion tetap menjadi acara terpenting. Para pemenang dimahkotai daun zaitun dan ranting zaitun yang dipotong dari hutan keramat.
Hal yang paling penting, mereka memenangkan kemuliaan, ketenaran, dan dalam arti yang sebenarnya keabadian sejarah.
Olimpiade berlanjut sepanjang periode Helenistik dengan tambahan dari Philippeion. Terdapat sebuah bangunan bertiang melingkar yang didirikan oleh Philip II dari Makedonia yang berisi patung emas keluarga kerajaan.
Bangsa Romawi, meskipun tidak terlalu mementingkan makna religiusnya, tetap menjunjung tinggi Olimpiade tersebut. Kemudian ada upaya dari Sulla pada tahun 80 SM untuk memindahkan Olimpiade secara permanen ke Roma.
Namun, masyarakat terus menghiasi Olympia dengan gedung-gedung baru, pemandian air panas, air mancur, serta patung.
Yang paling terkenal, kaisar Nero berjuang untuk meraih kejayaan kemenangan Olimpiade pada tahun 67 M. Ia berkompetisi, dan tidak mengherankan jika memenangkan, setiap acara yang ia ikuti.
Penolakan terhadap Olimpiade kuno
Kaisar Theodosios melarang semua praktik pemujaan dan festival pagan. Maka Olimpiade kuno berakhir pada tahun 393 M setelah diselenggarakannya 293 Olimpiade selama lebih dari satu milenium.
Olympia pun berangsur-angsur mengalami kemunduran, sebagian dihancurkan berdasarkan dekrit kaisar Theodosios II pada tahun 426 M.
Situs tersebut diambil alih oleh komunitas Kristen yang membangun basilika pada awal periode Bizantium. Gempa bumi pada tahun 522 dan 551 M menghancurkan sebagian besar reruntuhan yang tersisa.
Lalu lumpur dari sungai terdekat Alpheios dan Kladeos akhirnya menutupi situs tersebut. Kemudian ditemukan kembali pada tahun 1829 oleh Misi Arkeologi Perancis dan penggalian sistematis oleh Institut Arkeologi Jerman dari tahun 1875.
Kuil-kuil yang dulunya bagus kini hanya berupa reruntuhan. Namun pengunjung setidaknya saat ini dapat berlari di sepanjang jalur stadion Olimpiade pertama.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR