Nationalgeographic.co.id—Di tengah ancaman kepunahan yang semakin nyata, muncul secercah harapan baru bagi masa depan keanekaragaman hayati.
Sejumlah ilmuwan terkemuka sedang mengembangkan sebuah proyek ambisius untuk menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah. Mereka berencana untuk membangun sebuah "bahtera Nuh" di luar angkasa, tepatnya di Bulan.
Dalam "bahtera Nuh" ini, akan disimpan sampel genetik dari jutaan spesies, mulai dari mamalia besar hingga mikroorganisme terkecil.
Dengan demikian, jika suatu saat nanti terjadi bencana besar di Bumi, kita masih memiliki kesempatan untuk memulihkan kembali ekosistem planet kita. Rencana ini mungkin terdengar seperti mimpi, namun dengan kemajuan teknologi yang pesat, mimpi ini bisa menjadi kenyataan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang proyek ini, jangan lewatkan artikel menarik berikut.
Asuransi kehidupan untuk Bumi
Pernahkah Anda membayangkan sebuah "bank benih" raksasa, namun bukan di Bumi, melainkan di Bulan? Ide ini mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, namun para ilmuwan serius mempertimbangkannya sebagai solusi untuk menjaga kelangsungan hidup spesies di Bumi.
Kita semua tahu bahwa perubahan iklim, bencana alam, dan aktivitas manusia mengancam keberadaan banyak spesies. Untuk mengantisipasi kepunahan massal, para ilmuwan telah mengumpulkan sampel DNA, sel, dan jaringan berbagai makhluk hidup dan menyimpannya di "bank benih" atau biorepository di Bumi.
Namun, apa jadinya jika suatu saat semua biorepository di Bumi hancur akibat bencana besar?
Di sinilah Bulan berperan. Para peneliti mengusulkan untuk membangun sebuah biorepository di wilayah kutub selatan Bulan yang selalu berada dalam bayangan. Suhu di daerah ini sangat dingin, mencapai sekitar -196° Celsius, kondisi ideal untuk menyimpan sampel biologis dalam jangka waktu sangat lama.
"Sangat baik untuk memiliki sebanyak mungkin rencana, terutama dalam hal menyelamatkan keanekaragaman hayati dan kehidupan di Bumi," kata Mary Hagedorn, dari Smithsonian National Zoo and Conservation Biology Institute, seperti dilansir dari laman ScienceNews.
Baca Juga: Dunia Hewan: Tidur, Cara 'Ampuh' Beruang Air Selamat dari Kiamat
KOMENTAR