Nationalgeographic.co.id—Manusia sering kali mencari teman perjalanan saat melakukan perjalanan jauh. Bayangkan menempuh ribuan kilometer melintasi benua, melewati lautan yang luas, dan menghadapi segala macam tantangan alam.
Tentu akan terasa lebih nyaman jika ada seseorang yang bisa diajak berbagi cerita, saling menguatkan, dan menemani dalam setiap langkah perjalanan. Ternyata, naluri ini tidak hanya dimiliki oleh manusia, tetapi juga oleh burung-burung.
Setiap tahun, jutaan burung melakukan migrasi melintasi benua. Mereka terbang ribuan kilometer dari tempat bersarang menuju tempat yang lebih hangat untuk menghindari musim dingin.
Dalam perjalanan sejauh itu, burung-burung menghadapi berbagai macam tantangan, mulai dari cuaca buruk, predator, hingga keterbatasan sumber makanan.
Di tengah segala kesulitan yang mereka hadapi, ternyata burung-burung juga memiliki kebutuhan sosial yang sama seperti kita. Mereka mencari teman perjalanan, individu-individu sejenis yang dapat mereka ajak bekerja sama dan saling membantu.
Bagaimana burung-burung bisa menemukan teman perjalanan di tengah ribuan burung lain yang juga melakukan migrasi? Apakah mereka menggunakan sinyal-sinyal khusus, seperti suara atau gerakan tubuh?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan kita coba jawab dalam artikel ini.
Persahabatan sejati selama perjalanan
Dengan menganalisis lebih dari setengah juta data yang dikumpulkan dari lima lokasi migrasi utama di wilayah Northeast dan Great Lakes, para ilmuwan menemukan fakta mengejutkan: burung-burung dari berbagai spesies ternyata menjalin hubungan yang sangat erat selama migrasi. Hubungan ini tidak sekadar kebetulan, melainkan ikatan yang terjalin dalam jangka waktu lama.
Para peneliti meyakini bahwa persahabatan antar spesies ini memiliki peran penting dalam ekosistem. Sayangnya, ikatan sosial yang kuat ini terancam oleh berbagai gangguan akibat aktivitas manusia, seperti perubahan iklim. Temuan menarik ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences.
Selama 23 tahun, para ilmuwan mengamati perilaku migrasi dari 50 spesies burung penyanyi. Dari data yang diperoleh, terungkaplah sebuah jaringan sosial yang kompleks di antara burung-burung tersebut.
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Burung Suka Bertengger di Atas Kabel Listrik?
Meskipun sebelumnya para ilmuwan telah menduga adanya interaksi antar spesies di tempat persinggahan selama migrasi, penelitian ini memberikan bukti yang lebih kuat mengenai keberadaan hubungan sosial yang mendalam.
Pernahkah Anda membayangkan burung-burung yang kita lihat bermigrasi setiap tahun memiliki jadwal dan rute perjalanan yang hampir sama persis? Ternyata, para ilmuwan telah menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa banyak spesies burung memiliki kebiasaan berkumpul dan bermigrasi bersama.
Untuk mengungkap rahasia di balik migrasi burung, para peneliti sering menggunakan metode penangkapan dan penandaan burung. Dengan memasang pita kaki kecil bernomor pada burung yang tertangkap di tempat persinggahan, para ilmuwan dapat melacak pergerakan dan pola migrasi mereka.
Penelitian yang dilakukan di beberapa lokasi migrasi telah menghasilkan temuan yang menarik. Misalnya, pada musim semi, burung-burung seperti American redstarts, magnolia warblers, dan chestnut-sided warblers sering tertangkap di bagian jaring yang sama dalam waktu yang hampir bersamaan.
Fenomena serupa juga terjadi pada musim gugur, di mana white-throated sparrows, ruby-crowned kinglets, dan yellow-rumped warblers sering berkumpul di lokasi yang sama.
Temuan ini menunjukkan bahwa burung-burung tersebut tidak hanya bermigrasi secara acak, tetapi mereka mengikuti pola yang teratur dan cenderung berkumpul dengan spesies tertentu.
"Tidak mudah untuk mempelajari migrasi dan mengikuti hewan-hewan sepanjang rute mereka," kata Emily Cohen, seorang ahli biologi migrasi di University of Maryland Center for Environmental Science (UMCES) dan seorang penulis studi tersebut, seperti dilansir dari laman National Geographic.
"Tetapi sebenarnya, apa yang Anda amati adalah semua spesies ini berko-muncul. Di lautan, Anda memiliki ikan dan mamalia laut di sepanjang arus yang sama, dan di udara, Anda memiliki serangga, burung, dan kelelawar dari semua spesies ini," katanya.
"Dalam suatu hal, hampir konyol untuk berpikir bahwa mereka tidak berinteraksi satu sama lain," kata Cohen.
Apakah mereka benar-benar menjadi sahabat?
Para ilmuwan telah mengamati bahwa banyak spesies burung penyanyi cenderung muncul di tempat dan waktu yang sama selama migrasi. Namun, studi ini tidak hanya sebatas mencatat kehadiran bersama, melainkan juga mencoba memahami sifat hubungan antar spesies tersebut. Apakah mereka saling membantu, bersaing, atau bahkan menghindari satu sama lain?
Baca Juga: Apa Makna Moto dan Logo Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 2024?
"Dengan data set kami, kami tidak dapat mengatakan apakah hubungan ini positif atau negatif," kata Joely DeSimone, yang juga seorang ahli biologi migrasi di UMCES, serta penulis utama studi tersebut. "Kami bisa melihat afiliasi di antara burung-burung yang saling mengejar ke dalam jaring, atau kami bisa mengamati hubungan yang agresif."
Hal ini berarti, meskipun banyak spesies terlihat bersama, kita tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa mereka saling membantu. Bisa saja ada interaksi yang lebih kompleks, seperti persaingan untuk mendapatkan makanan atau tempat bertengger.
Hasil penelitian ini cukup mengejutkan, terutama mengingat bahwa banyak spesies burung penyanyi memiliki habitat dan kebiasaan makan yang serupa. "Kami agak mengharapkan melihat persaingan di antara spesies yang memakan makanan yang sama," tambah DeSimone.
Namun, data menunjukkan bahwa hanya sedikit pasangan spesies yang menunjukkan tanda-tanda penghindaran. Salah satu contohnya adalah American redstarts dan ruby-crowned kinglets yang tampaknya sengaja menghindari satu sama lain.
Jika kita bayangkan betapa melelahkannya perjalanan migrasi yang ribuan kilometer, maka akan masuk akal jika burung-burung lebih fokus pada diri sendiri. Namun, kenyataannya, banyak spesies burung justru memilih untuk berkelompok.
"Mereka juga perlu menemukan makanan dengan cepat, dan kehadiran burung lain dengan perilaku mencari makan atau preferensi makanan yang sama dapat memberi sinyal kepada pendatang baru di mana habitat yang baik berada," kata DeSimone.
Penelitian ini membuka banyak pertanyaan baru tentang dinamika sosial di antara burung migran. Para ilmuwan kini tertarik untuk menyelidiki lebih lanjut sifat hubungan antar spesies ini dan bagaimana perubahan lingkungan, seperti perubahan iklim, dapat memengaruhi interaksi sosial mereka.
Hubungan sosial antara individu
"Salah satu hal yang benar-benar luar biasa tentang makalah ini adalah bahwa ia melihat migrasi yang besar dan luas ini di banyak dan banyak spesies," kata Janet Ng, seorang ahli biologi satwa liar dengan Environment and Climate Change Canada.
"Ada banyak penelitian yang melihat hubungan sosial antara individu," katanya. "Tetapi hal ini benar-benar memungkinkan pandangan besar tentang apa yang terjadi."
Ng juga penasaran apakah pola serupa juga terjadi pada spesies burung lainnya. Pengalamannya mengamati burung pantai semakin menguatkan dugaan ini.
Baru-baru ini, koleganya melihat sepasang burung pantai jenis semipalmated sandpipers yang sedang bersama di pantai Massachusetts. Yang lebih menarik lagi, setelah diteliti, ternyata kedua burung ini telah diberi tanda pada waktu yang sama dua tahun sebelumnya di New Brunswick, Kanada.
"Dua tahun kemudian, burung-burung ini sedang bergaul bersama lagi," kata Ng. "Burung-burung ini bermigrasi dua siklus, dan kemudian masih diamati bersama. Jadi, hal ini benar-benar menimbulkan banyak pertanyaan."
KOMENTAR