Sebaliknya, pasir yang paling berguna adalah pasir yang ditemukan di dasar sungai, danau, dan laut. Pasir jenis ini memiliki permukaan yang kasar dan bergerigi, sehingga bisa saling mengunci satu sama lain dengan kuat.
Permintaan akan pasir berkualitas ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kota-kota besar dan perkembangan teknologi digital membuat kebutuhan akan pasir semakin tinggi.
Menurut data PBB, dalam dua dekade terakhir, jumlah pasir yang ditambang di seluruh dunia telah meningkat lebih dari tiga kali lipat, mencapai lebih dari 50 miliar ton setiap tahunnya.
Negara pengekspor pasir
Amerika Serikat (AS) adalah negara yang paling banyak mengekspor pasir di dunia. Pada tahun 2022 saja, AS mengirim hampir 6,3 miliar ton pasir ke berbagai negara.
Jumlah ini sangat besar, bahkan lebih dari dua kali lipat jumlah ekspor pasir dari negara-negara pengekspor pasir terbesar lainnya seperti Belanda, Jerman, dan Belgia.
Tingginya permintaan akan pasir membuat penambangan pasir semakin marak. Sayangnya, di beberapa negara seperti India, Vietnam, dan Tiongkok, penambangan pasir seringkali dilakukan secara ilegal tanpa memperhatikan aturan lingkungan dan perlindungan pekerja.
Bahkan di negara-negara yang memiliki peraturan pertambangan yang lebih ketat seperti AS, Malaysia, Eropa, dan Kanada, penambangan pasir tetap menimbulkan masalah lingkungan yang serius.
Proses penggalian pasir dapat merusak habitat berbagai jenis makhluk hidup, mengganggu aliran air tanah, dan mempercepat erosi pantai.
Akibatnya, daerah pesisir menjadi lebih rentan terhadap bencana alam seperti banjir dan badai. Selain itu, kegiatan penambangan dan pengiriman pasir juga menghasilkan limbah dan emisi gas rumah kaca yang mencemari lingkungan.
Pilihan alternatif
Meskipun permintaan akan pasir sangat tinggi, ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penambangan pasir. Salah satunya adalah dengan mendaur ulang kaca.
Kaca bekas dapat digiling menjadi butiran-butiran kecil yang kemudian bisa digunakan sebagai bahan bangunan atau untuk mengisi kembali pantai. Selain itu, abu terbang yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar juga bisa dimanfaatkan sebagai pengganti pasir dalam pembuatan beton.
"Dengan begitu, kita bisa mengurangi ketergantungan kita pada pasir alami," papar Kuebler.
PBB sendiri telah menyarankan agar kita lebih bijak dalam memanfaatkan pasir. Kita perlu memastikan bahwa proses pengambilan dan pengangkutan pasir dilakukan dengan cara yang tidak merusak lingkungan dan masyarakat sekitar.
"Selain itu, jika ada ekosistem yang rusak akibat penambangan pasir, kita harus segera melakukan upaya pemulihan dengan menggunakan metode-metode alami," pungkas Kuebler.
KOMENTAR