Corak keramik Ottoman dipengaruhi oleh tradisi-tradisi Islam sebelumnya, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh keramik Cina yang diimpor melalui Iran atau lewat laut.
Porselen Cina khususnya sangat dicari karena indah dan kokoh. Pembuat tembikar muslim tidak bisa meniru barang-barang Cina karena mereka tidak punya beberapa bahan dasar penting untuk membuatnya seperti tanah liat kaolin.
Mereka juga tidak menggunakan suhu pembakaran tinggi untuk membuat porselen. Alih-alih bersaing langsung dengan barang-barang Cina, pembuat tembikar Ottoman menghasilkan versi mereka sendiri yang lebih murah menggunakan bahan dan desain yang berbeda.
Mereka menggunakan tanah liat yang dibakar dengan suhu yang lebih rendah yang disebut tembikar, kemudian melumurinya dengan slip putih, dan menghiasinya untuk kemudian dipoles menggunakan glasir.
Tungku produksi tembikar kekaisaran Ottoman terletak di Iznik, Anatolia barat. Wadah dan ubin yang digunakan untuk dekorasi bangunan dibuat di sini selama hampir tiga abad.
Pada awalnya, pembuat tembikar tertarik pada kombinasi warna biru dan putih seperti ciri khas Cina, tetapi pada tahun 1500-an, mereka memperluas spektrum warna palet mereka dan memasukkan biru, hijau, hitam, serta merah warna khas.
Motif desain biasanya berupa rangkaian dedaunan dan pola gelombang atau awan yang terinspirasi dari Cina. Produksi keramik di Iznik mulai menurun pada tahun 1600-an.
Karpet
Karpet mungkin menjadi salah satu bentuk budaya dan seni Islam yang paling dikenal di Barat karena sejarah panjangnya sebagai komoditas dagang dan fungsi praktisnya sebagai penutup lantai.
Karpet awalnya dibuat oleh suku-suku pengembara yang memelihara domba. Wol yang diwarnai diikat secara manual pada kerangka benang (lungsin dan pakan) yang ditempatkan saling tegak lurus satu sama lain.
Baca Juga: Bayangan 'Raja Kafir' Buat Melayu-Nusantara Menggandeng Ottoman
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR