Berbagai macam pola dan desain dapat diatur dalam bentuk persegi atau persegi panjang. Kepadatan simpul menentukan nilai karpet serta jumlah detail dalam desainnya.
Karpet besar diproduksi di lingkungan perkotaan atau istana, karena alat tenun besar tidak dapat dipasang di tenda pengembara atau rumah di wilayah pedesaan.
Desain karpet memungkinkan adanya ragam gambar yang kaya—vas yang meluap, pola bunga, pohon, dan hewan, serta beragam bentuk geometris dan abstrak.
Desain-desain ini memperkaya lingkungan tempat tinggal, dan karena bisa dipindah-pindahkan dengan mudah, karpet-karpet tersebut juga bisa dipakai sebagai sajadah.
Karpet-karpet ini bisa digelar di mana pun untuk alas saat shalat, permukaannya yang lembut juga nyaman untuk sujud. Pada masa Ottoman, karpet juga digunakan di tenda besar tempat kamp sultan dan tentaranya dalam kampanye militer.
Karpet semacam itu mempercantik interior tenda dan juga memberikan kehangatan untuk kaki. Sangat sedikit karpet yang bertahan dari sebelum tahun 1400-an hingga 1500-an.
Namun, karpet-karpet tersebut muncul dalam lukisan-lukisan Eropa pada masa itu, menunjukkan bahwa mereka sudah diperdagangkan di luar wilayah kekaisaran Ottoman.
Menurut ahli seni Islam Sheila Blair dan Jonathon Bloom, "pada pertengahan abad ke-15, para penenun Anatolia (Turki) memproduksi karpet 'Holbein' berpola besar, banyak yang ditujukan untuk diekspor ke Eropa.
Contoh khasnya, diikat dengan wol berwarna cerah dalam berbagai warna, terutama merah bata dengan putih, kuning, biru, hijau, coklat, dan hitam, berbentuk persegi panjang bergambar beberapa segi delapan besar dan diukir dalam bingkai persegi.
Biasanya dihiasi dengan pola tali dan dikelilingi oleh pita-pita segi delapan yang lebih kecil. Beberapa batasan dengan lebar yang bervariasi berupa pita elegan berbentuk tulisan yang huruf-hurufnya saling terjalin.
Baca Juga: Makna Islam, Tauhid dan Ma’rifat dalam Surat Petisi ke Ottoman
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR