Sementara itu, Zimbabwe tengah menggodok peraturan baru yang cukup menarik.
Rancangan peraturan ini mensyaratkan agar para pihak yang terlibat dalam proyek-proyek penghasil karbon mengalokasikan setidaknya 25% dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan kredit karbon kepada masyarakat setempat di mana proyek tersebut berada.
"Sisanya, sekitar 30%, akan dialokasikan untuk pemerintah," jelas Dev.
Pasar karbon berbasis Artikel 6 di Afrika
Perjanjian Paris telah melahirkan sebuah mekanisme baru yang menarik perhatian dunia, terutama negara-negara di benua Afrika: pasar karbon Artikel 6. Mekanisme ini memungkinkan negara-negara untuk saling berkolaborasi dalam mencapai target iklim melalui perdagangan emisi.
Bayangkan sebuah sistem di mana negara yang berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dapat menjual "kredit karbon" kepada negara lain yang masih kesulitan mencapai target iklimnya.
Inilah esensi dari pasar karbon Artikel 6. Kredit karbon ini, yang disebut Internationally Transferred Mitigation Outcomes (ITMO), menjadi semacam mata uang hijau yang dapat diperdagangkan di pasar global.
Artikel 6.2 dari perjanjian ini memungkinkan negara-negara untuk secara langsung bernegosiasi dan mentransfer ITMO. Sementara itu, Artikel 6.4 mengatur sebuah sistem yang dikelola oleh PBB untuk sertifikasi proyek-proyek pengurangan emisi. Sistem ini mirip dengan Clean Development Mechanism (CDM) yang pernah ada sebelumnya.
Sejak tahun 2024, minat negara-negara Afrika terhadap pasar karbon ini semakin meningkat. Setidaknya sembilan negara di benua ini telah menandatangani lebih dari dua puluh perjanjian untuk menjadi tuan rumah proyek-proyek Artikel 6.2.
Sebagai contoh, Ghana telah bekerja sama dengan Swiss dalam berbagai proyek, seperti pengembangan sistem irigasi yang lebih efisien dan penyediaan kompor hemat bahan bakar.
Di Malawi, program biogas susu yang didukung oleh Swiss bertujuan untuk menghasilkan ratusan ribu kredit karbon dalam beberapa tahun ke depan. Kredit karbon ini kemudian akan dijual ke Swiss sebagai imbalan atas investasi yang telah dilakukan.
Meskipun pasar karbon Artikel 6 menawarkan harapan baru dalam upaya mengatasi perubahan iklim, namun tetap ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi.
Salah satu kekhawatiran utama adalah efektivitas proyek-proyek ini di lapangan. Apakah proyek-proyek ini benar-benar mampu mengurangi emisi secara signifikan dan berkelanjutan? Apakah manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat setempat?
"Wawasan yang kita butuhkan ditemukan di lapangan, tempat proyek-proyek ini berada – dan di sanalah kita harus mencari jawabannya," pungkas Dev.
KOMENTAR