Apakah malaria menyerang pasukan Genghis Khan?
Para sejarawan juga berpendapat bahwa keputusan untuk menunda invasi didasarkan pada melemahnya pasukan Mongol. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh malaria yang menjangkiti Kaukasus dan di sepanjang sistem sungai Laut Hitam. Kondisi pasukan juga diperparah oleh peperangan terus-menerus selama hampir 20 tahun.
Diketahui bahwa Genghis sendiri menderita malaria secara berkala saat itu. Teori yang paling diterima secara umum soal kematian Genghis Khan adalah akibat dari luka bernanah yang membandel. Luka bernanah itu disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuhnya akibat malaria kronis.
Genghis Khan meninggal pada bulan Agustus 1227 di usia 65 tahun. Sesuai dengan norma budaya, ia dimakamkan tanpa upacara atau peringatan. Legenda mengatakan bahwa rombongan pemakaman kecil itu membunuh siapa pun yang mereka temui dalam perjalanan. Tujuannya adalah untuk menyembunyikan tempat peristirahatan terakhirnya. Mereka juga mengalihkan sungai di atas makam.
Seperti Aleksander Agung, jasad Khan Agung hilang dari legenda dan cerita rakyat. Semua upaya dan ekspedisi untuk menemukan makamnya berakhir dengan kekecewaan. Namun, rasa haus nyamuk akan darah Mongol belum terpuaskan. Nyamuk pun terus membebani Kekaisaran Mongol yang megah.
Gerombolan Mongol berusaha untuk menghancurkan Eropa
Di bawah pimpinan putra dan penerus Genghis, Ogedei, bangsa Mongol melancarkan serangan yang tak terkendali ke Eropa. Serangan tersebut berlangsung antara tahun 1236 dan 1242.
Gerombolan Mongol dengan cepat menghancurkan jalan mereka melalui Rusia timur, negara-negara Baltik, Ukraina, Rumania, wilayah Ceko dan Slowakia. Mereka juga menyerang Polandia, Hungaria, dan mencapai Budapest serta Sungai Danube pada Natal tahun 1241. Dari Budapest mereka melanjutkan perjalanan ke barat melintasi Austria, sebelum menuju ke selatan, dan akhirnya kembali ke timur. Pasukan Mongol mengacak-acak di sepanjang jalan melintasi Balkan dan Bulgaria.
Pasukan dikalahkan oleh nyamuk
Melanjutkan perjalanan ke timur, pada tahun 1242, bangsa Mongol meninggalkan Eropa dan tidak pernah kembali. Bangsa Mongol yang tak terkalahkan, ternyata, tidak dapat mengalahkan nyamuk dan menghancurkan pertahanannya yang gigih di Eropa.
Mengenai kemunduran yang tampaknya impulsif dan mengejutkan ini, Winston Churchill menulis, “Pada suatu saat, tampaknya seluruh Eropa akan menyerah pada ancaman mengerikan yang muncul dari timur. Gerombolan bangsa Mongol dari jantung Asia, para penunggang kuda tangguh yang bersenjatakan busur, dengan cepat menyapu Rusia, Polandia, Hungaria. Dan pada tahun 1241, mereka menimbulkan kekalahan telak secara bersamaan atas Jerman di dekat Breslau dan atas kavaleri Eropa di dekat Buda. Jerman dan Austria setidaknya berada di bawah belas kasihan mereka. Secara kebetulan, para pemimpin Mongol bergegas kembali ribuan kilometer ke Karakorum, ibu kota mereka. Dan Eropa Barat selamat.”
Nyamuk menyelamatkan Eropa dari penaklukan Mongol
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR