"Interpretasi yang menganggap Oceanus sebagai dewa lautan baru muncul belakangan. Dalam mitologi awal, Oceanus bukan penguasa lautan, tetapi dewa sungai besar yang menjadi asal usul segala perairan," jelas Tolentino.
Oceanus juga dipercaya memiliki hubungan dengan peredaran benda langit. Dalam himne Homer, Helios (dewa matahari) dan Selene (dewi bulan) digambarkan muncul dan terbenam di perairan Oceanus setiap hari untuk beristirahat.
Meskipun ia sering diasosiasikan dengan laut, peran Oceanus yang asli adalah sebagai personifikasi sungai besar yang mistis, bukan penguasa lautan seperti Poseidon.
Apa itu Sungai Oceanus, dan di Mana Letaknya?
Sungai Oceanus adalah sumber utama semua air tawar dan air asin di dunia menurut mitologi Yunani. Setiap sungai, mata air, dan sumur—baik di daratan maupun di tempat lain—dikatakan berasal dari Sungai Oceanus. Dalam mitos, Oceanus juga dikenal sebagai bapak dari para dewa sungai dan peri air yang tak terhitung jumlahnya.
Kosmografi Yunani kuno menggambarkan Bumi sebagai cakram datar dengan Sungai Oceanus mengelilingi seluruh tepinya. Laut Aegea terletak di pusat cakram ini, sementara untuk mencapai Oceanus, seseorang harus melakukan perjalanan ke ujung dunia.
Theogony menempatkan Oceanus di dekat jurang Tartarus, sedangkan Odyssey oleh Homer menggambarkannya sebagai sungai yang mengalir dekat Elysium, tempat peristirahatan jiwa yang diberkati.
Mitologi ini mencerminkan cara orang Yunani kuno memandang dunia mereka dan posisinya di dalam kosmos. Oceanus sering digambarkan sebagai batas terakhir yang memisahkan dunia manusia dari tempat-tempat misterius seperti taman Hesperides di Utara atau tanah gelap Cimmerii di Barat, yang dipercaya sebagai pintu masuk ke Dunia Bawah.
Selain itu, Oceanus muncul dalam kisah perjalanan besar seperti yang dilakukan Perseus saat menghadapi para Gorgon dan Odysseus dalam perjalanannya kembali ke Ithaca.
Beberapa ahli percaya bahwa Sungai Oceanus adalah cara orang Yunani kuno menggambarkan Samudra Atlantik, yang pada waktu itu terlihat seperti lautan luas tanpa batas yang mengelilingi dunia yang mereka kenal.
Apa Mitos Tentang Oceanus?
Baca Juga: Hemera: Dewi Yunani Kuno yang Berevolusi Bersama Fajar Menyinsing
Oceanus adalah dewa yang tenang dan cenderung menjauh dari konflik. Ia jarang terlibat langsung dalam peristiwa mitologi Yunani, tetapi ada beberapa cerita yang mencerminkan sifatnya sebagai sosok penyendiri.
Dalam mitos penggulingan Uranus, ketika Uranus memenjarakan Cyclops dan Hecatonchires di Tartarus, Gaia meminta anak-anaknya untuk membantunya melawan perbuatan ini.
Namun, hanya Cronus, Titan termuda, yang berani bertindak dan mengebiri ayah mereka. Oceanus, di sisi lain, memilih untuk tidak terlibat.
Dalam beberapa sumber, seperti komentar Proclus Lycius tentang Timaeus karya Plato, Oceanus digambarkan sebagai sosok yang penuh keraguan.
Ia dikatakan ragu-ragu untuk berpihak pada Cronus melawan ayah mereka yang tiran atau tetap setia kepada Uranus. Akhirnya, Oceanus tidak mendukung salah satu pihak, menggambarkan dirinya sebagai dewa yang bimbang dan tidak selalu acuh tak acuh.
Sikap Oceanus yang tenang, tetapi terkadang penuh emosi, mencerminkan sifat lautan itu sendiri: tak terduga dan luas.
Meski tampak menyendiri, Oceanus tetap menjadi sosok penting dalam mitos sebagai sumber kehidupan dan bagian tak terpisahkan dari kosmos Yunani kuno.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR