Sektor energi, yang menyumbang sekitar 50% dari total emisi, menjadi kontributor utama. Hal ini tidak mengherankan mengingat dominasi batu bara sebagai sumber energi utama di banyak negara ASEAN.
Selain itu, perubahan penggunaan lahan, terutama deforestasi untuk perluasan lahan pertanian, bertanggung jawab atas sekitar 30% dari total emisi. Sementara sektor pertanian sendiri menghasilkan sekitar 450 juta ton karbon dioksida ekuivalen setiap tahunnya.
Meskipun demikian, kawasan ASEAN juga memiliki potensi besar dalam mitigasi perubahan iklim. Hutan tropis yang luas, ekosistem mangrove yang kaya, serta lahan pertanian yang subur dapat berperan sebagai penyerap karbon yang efektif jika dikelola dengan baik.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara ASEAN telah berupaya mengembangkan pasar karbon, dengan menghasilkan sekitar 233 juta ton kredit karbon dari tahun 2009 hingga 2024. Angka ini setara dengan sekitar 7% dari total penerbitan kredit karbon global.
Indonesia dan Kamboja, dengan proyek-proyek reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+), menjadi pemimpin dalam pengembangan pasar karbon di kawasan ini.
Seperti yang ditunjukkan dalam laporan Abatable, setiap negara ASEAN memiliki pendekatan yang unik dalam mengembangkan pasar karbon.
Meskipun demikian, kurangnya koordinasi regional dan kerangka peraturan yang jelas masih menjadi tantangan utama dalam pengembangan pasar karbon di ASEAN.
Beberapa negara seperti Thailand dan Vietnam telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam transisi menuju energi bersih melalui pengembangan proyek-proyek energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi. Namun, upaya-upaya ini perlu diperkuat dengan kebijakan yang lebih komprehensif dan dukungan finansial yang memadai.
Bagaimana harta karun itu bisa digali?
Dengan potensi pendapatan kumulatif hingga AS$3 triliun pada tahun 2050, pasar karbon ASEAN menjanjikan masa depan yang lebih hijau dan sejahtera. Grafik di bawah dengan jelas menggambarkan peluang besar yang ada di depan mata.
Baca Juga: Te Moana-nui-a-Kiwa, Kawasan 'Blue Carbon' Terbesar Dunia yang Dijaga Suku Maori
KOMENTAR