Pernikahan, Tahapan Kehidupan, dan Mahar
Wanita Yunani Kuno menjalani berbagai tahapan kehidupan yang ditandai dengan sebutan khusus. Masa remaja disebut kore, yang berarti gadis muda.
Setelah menikah, mereka memasuki tahap nymphe, yakni masa antara pernikahan dan kelahiran anak pertama. Ketika mereka menjadi seorang ibu, sebutannya berubah menjadi gyne.
Pernikahan umumnya terjadi di usia yang relatif muda. Di Athena, perempuan biasanya menikah pada usia 13 hingga 15 tahun, sementara di Sparta, pernikahan lebih lambat, dengan perempuan menikah di usia 20-an, sekitar 21 atau 22 tahun.
Sebaliknya, laki-laki biasanya menikah pada usia yang lebih matang, sekitar 30 tahun. Dalam hampir semua kasus, ayah memutuskan pasangan hidup untuk putrinya.
"Pernikahan dipandang sebagai puncak proses sosialisasi seorang perempuan muda. Karena ayah bertanggung jawab memilihkan suami, persetujuan dari pengantin perempuan sering kali tidak diperlukan," jelasnya.
Ketimpangan ini mencerminkan posisi perempuan yang lebih rendah dalam masyarakat Yunani Kuno. Meski demikian, praktik ini sering dibenarkan dengan alasan untuk memberikan perlindungan lebih besar kepada perempuan.
Kyrios dan Perlindungan
Dalam masyarakat Yunani Kuno, ayah memiliki tanggung jawab untuk memilihkan pasangan bagi putrinya, dengan pertimbangan utama adalah rasa aman yang dapat diberikan oleh calon suami. Jika sang ayah tidak berperan, tanggung jawab ini dialihkan kepada saudara laki-laki perempuan tersebut.
Sosok yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dan keamanan seorang perempuan dikenal sebagai kyrios. Awalnya, kyrios adalah ayah atau saudara laki-laki perempuan itu, kemudian peran ini berpindah kepada suaminya setelah menikah.
Tugas utama seorang kyrios meliputi perlindungan ekonomi dan kesejahteraan keseluruhan perempuan di bawah tanggung jawabnya.
Baca Juga: Asal Nama Kota Yunani Kuno: Olympia, Athena, Rhodes, Thera dan Sparta
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR