Dengan demikian, tidaklah mengherankan bahwa tabrakan burung dengan pesawat paling sering dilaporkan terjadi antara lain di Australia. Sebab, wilayah negara ini merupakan jalur migrasi bagi banyak jenis burung.
Saat bermigrasi, burung sering terbang dalam kawanan. Hal ini meningkatkan kemungkinan banyaknya korban jiwa jika terjadi tabrakan dengan pesawat.
Korban jiwa akibat tabrakan burung
Insiden yang sangat mematikan terjadi pada bulan Oktober 1960 ketika Eastern Airlines Penerbangan 375, sebuah pesawat Lockheed Electra, ditabrak burung. Hanya 20 detik setelah lepas landas dari Bandara Internasional Boston Logan, sekawanan besar burung jalak eropa menabrak mesin pesawat.
Pesawat itu kehilangan tenaga dan jatuh ke Pelabuhan Boston, menewaskan semua kecuali 10 dari 72 orang di dalamnya.
Pada tahun 1988, 35 dari 104 orang di dalam pesawat Boeing 737 Ethiopian Airlines tewas ketika pesawat itu jatuh setelah beberapa burung terbang ke mesinnya saat lepas landas dari Bahir Dar, Ethiopia.
Selama 31 tahun terakhir, tabrakan dengan burung telah menyebabkan kematian 292 orang di seluruh dunia.
Cedera juga dapat terjadi. Pada tahun 2009, Penerbangan US Airways 1549 melakukan pendaratan darurat di Sungai Hudson setelah menabrak sekawanan soang kanada tak lama setelah lepas landas. Mesin pesawat menyedot soang-soang itu setelah benturan dan kehilangan tenaga.
Meskipun 100 orang di dalamnya terluka, untungnya seluruh 155 penumpang dan awak berhasil diselamatkan oleh perahu. Insiden itu kemudian menjadi subjek film Hollywood, Miracle on the Hudson, yang dibintangi Tom Hanks.
Satu dekade kemudian, pada tahun 2019, sebuah pesawat penumpang Rusia menabrak sekawanan burung camar dan harus melakukan pendaratan darurat di ladang jagung dekat Moskow. Peristiwa itu dikenal sebagai "Miracle over Ramensk". Tujuh puluh empat dari 233 penumpang di dalamnya mengalami luka ringan.
Tabrakan burung yang merusak pesawat
Bisakah tabrakan dengan burung merusak pesawat? Pada sebagian besar tabrakan, burung menabrak kaca depan pesawat atau terbang ke mesin, yang terkadang dapat mengakibatkan pendaratan darurat atau, dalam kasus yang jarang terjadi, kecelakaan.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR