Program serupa juga dijalankan oleh 'SUGi', sebuah inisiatif yang bertujuan memulihkan keanekaragaman hayati dan memperkenalkan kembali spesies asli. Sejak diluncurkan, SUGi telah berhasil menciptakan 230 'hutan saku' di 52 kota di seluruh dunia, mulai dari Toulouse, Prancis hingga Madrid, Spanyol.
Benarkah hutan mikro bermanfaat bagi lingkungan?
Dalam lanskap perkotaan yang semakin padat dan tercemar, hadirnya hutan mikro layaknya oase hijau yang menyegarkan. Konsep ini menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan di perkotaan.
Hutan mikro, dengan ukurannya yang relatif kecil, mampu memberikan dampak yang signifikan bagi lingkungan. Penelitian oleh Woodland Trust menunjukkan bahwa hutan-hutan mini ini berperan penting dalam memulihkan kualitas tanah, air, dan udara yang terdegradasi akibat aktivitas manusia.
Proses penanamannya yang efisien memungkinkan hutan mikro tumbuh subur di berbagai lokasi perkotaan, mulai dari taman bermain sekolah hingga area di sekitar stasiun metro.
Salah satu keunggulan hutan mikro adalah kemampuannya dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, hutan mikro membantu menjaga suhu udara tetap stabil dan mengurangi risiko banjir akibat hujan lebat.
Selain itu, keberadaan hutan mikro juga menciptakan habitat yang ideal bagi berbagai jenis satwa liar, seperti burung dan mamalia kecil, sehingga meningkatkan keanekaragaman hayati di perkotaan.
Lebih dari sekadar ruang hijau, hutan mikro juga memberikan manfaat yang tak ternilai bagi kesehatan mental dan sosial masyarakat. Elise Van Middelem, Pendiri dan CEO SUGi, mengungkapkan bahwa hutan saku yang dikelolanya telah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Dari perspektif psikologis, berinteraksi dengan alam mengurangi stres fisik dan dapat memperbaiki gejala kesehatan mental, termasuk kecemasan atau depresi," papar Van Middelem seperti dilansir laman Euro News.
Melibatkan generasi muda dalam penanaman hutan mikro juga menjadi investasi penting untuk masa depan lingkungan. SUGi telah berhasil melibatkan hampir 80.000 anak dalam penanaman 140 hutan saku di berbagai sekolah.
"Melibatkan generasi mendatang dengan alam sangat penting, karena agar kita ingin melindungi dan merawat alam, kita perlu merasakan keterhubungan dengannya," tutur Van Middelem.
Baca Juga: Industri Sawit Masih Picu Deforestasi, Lahan Gambut Tak Luput Jadi Sasaran
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR