Namun, seperti dilansir laman heart.org, perlu diingat bahwa lebih dari sekadar sumber nutrisi, serangga juga telah menjadi bagian dari warisan kuliner banyak budaya.
Ulat mopane yang lezat di Afrika Selatan atau telur semut rangrang yang menjadi suguhan istimewa di Asia Tenggara adalah contoh nyata bagaimana serangga telah dihargai sebagai makanan selama berabad-abad. Rasa dan tekstur serangga yang beragam telah menginspirasi berbagai macam hidangan, dari camilan ringan hingga makanan utama.
Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap entomophagy semakin meningkat di negara-negara Barat. Laporan FAO tahun 2013 telah menjadi katalisator bagi pergeseran paradigma dalam persepsi masyarakat terhadap serangga sebagai makanan.
Isu-isu seperti keberlanjutan, keamanan pangan, dan dampak lingkungan telah mendorong banyak orang untuk mempertimbangkan kembali pilihan makanan mereka.
Serangga memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan ternak konvensional. Mereka membutuhkan lebih sedikit ruang, makanan, dan air untuk menghasilkan jumlah protein yang sama. Selain itu, budidaya serangga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.
Sujaya Rao, seorang profesor entomologi di Universitas Minnesota, menekankan bahwa budidaya serangga merupakan salah satu solusi paling efektif untuk mengatasi tantangan keamanan pangan dan pakan di masa depan.
"Salah satu dari banyak cara untuk mengatasi keamanan pangan dan pakan adalah melalui budidaya serangga," kata FAO dalam sebuah panduan informasi berdasarkan laporan mereka.
"Serangga ada di mana-mana dan mereka berkembang biak dengan cepat, serta memiliki tingkat pertumbuhan dan konversi pakan yang tinggi dengan jejak lingkungan yang rendah sepanjang siklus hidup mereka."
Tak hanya tentang gizi
Lebih dari 1.900 spesies serangga di dunia, dengan kumbang sebagai primadona, telah terbukti aman dikonsumsi. Ulat, lebah, tawon, semut, belalang, jangkrik, dan kecoa pun tak ketinggalan menjadi bahan utama hidangan-hidangan unik. Tren ini bukan hanya sekedar tren sesaat, tetapi telah merambah ke berbagai restoran bergaya di seluruh dunia.
Chef Jose Andres, sosok ternama di dunia kuliner, turut menyumbang pada popularitas serangga sebagai bahan makanan. Di restorannya di Washington, D.C., taco dengan chapulines (belalang) menjadi salah satu menu andalan.
Baca Juga: Polusi Cahaya Bisa Mengubah Fotosintesis yang Mengancam Rantai Makanan
Apa yang Akan Terjadi Jika Seseorang Berada di Dekat Lubang Hitam? Ini Penjelasan Sains
KOMENTAR