Fiona Culhane melaksanakan penelitian ini sebagai bagian dari Beasiswa Penelitian Pascadoktoral di University of Plymouth, dan saat ini menjadi Peneliti Pascadoktoral di Marine Institute di Irlandia, adalah penulis utama studi tersebut.
Culhane berkata, "Situs-situs ini penting secara global karena keanekaragaman hayati lautnya yang tinggi, tetapi berisiko tinggi terhadap tekanan dari aktivitas manusia."
"Penelitian ini, yang dilakukan bekerja sama dengan masyarakat lokal dan peneliti di negara tersebut, telah menunjukkan bahwa lokasi yang berbeda mengalami risiko yang berbeda, sesuai dengan tingkat aktivitas manusia di laut," jelasnya seperti dikutip dari keterangan tertulis University of Plymouth.
"Dengan lebih memahami bagaimana aktivitas manusia memengaruhi berbagai habitat laut, dan jasa ekosistem yang mereka berikan, kami dapat memberikan bukti yang lebih jelas kepada para pemangku kepentingan lokal dan pengelola kelautan yang dapat mereka gunakan untuk menginformasikan tindakan di masa mendatang."
Profesor Melanie Austen, Profesor Kelautan dan Masyarakat di University of Plymouth dan pimpinan program Blue Communities, menambahkan, "Studi ini adalah contoh kuat dari kolaborasi yang kuat antara peneliti dari Global Selatan dan Global Utara."
"Tujuannya, dan tujuan dari keseluruhan program, adalah untuk menyediakan analisis dan informasi yang sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat pesisir hidup dalam batasan lingkungan sumber daya laut alami," paparnya.
Selain bentuk-bentuk penangkapan ikan dan pariwisata, penelitian ini mengeksplorasi pentingnya dan dampak dari berbagai kegiatan termasuk pembuangan limbah, penambangan pasir, akuakultur, pembangunan infrastruktur pesisir, dan eksplorasi barang antik.
Kemudian dipetakan apakah, dan sejauh mana, setiap kegiatan menyebabkan berbagai bentuk gangguan termasuk polusi cahaya, kebisingan, dan air, serta kerusakan fisik pada garis pantai dan dasar laut serta habitat yang dikandungnya.
Di berbagai negara, terdapat variasi dalam kegiatan yang menimbulkan tekanan terbesar dengan, misalnya, risiko tinggi yang berasal dari jaring pukat di Vietnam, budidaya ikan di Malaysia, dan pot, perangkap, dan barikade di Filipina.
Terdapat pula perbedaan di antara tipe habitat utama, dengan pukat dan peledakan di antara aktivitas yang menimbulkan risiko terbesar bagi terumbu karang, sementara budi daya udang menimbulkan tekanan terbesar pada hutan mangrove, dan pukat serta pariwisata menimbulkan risiko tertinggi bagi lamun.
Amy Y. Then, Associate Professor di Institute of Biological Sciences di Universiti Malaya di Malaysia, mengatakan, "Temuan dari makalah ini menantang cara kita berpikir tentang pengelolaan spasial berbagai aktivitas ekonomi dan dampaknya pada ekosistem pesisir yang vital."
Dia menegaskan, "Dengan mengidentifikasi interaksi antara aktivitas ini dan habitat tempat aktivitas tersebut berlangsung, kita dapat membuat keputusan pengelolaan spasial laut yang lebih baik untuk memastikan keberlanjutan dan ketahanan sistem sosial-ekologis ini serta fungsinya."
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR