Survei yang menjadi dasar laporan ini juga mengungkapkan bahwa 65% perusahaan di Uni Eropa menjadikan pengurangan jejak lingkungan sebagai salah satu tujuan utama mereka. Seperti yang telah disebutkan, perusahaan-perusahaan besar cenderung menetapkan tujuan yang lebih ambisius dalam hal ini.
Dalam hal pemanfaatan TIK untuk tujuan keberlanjutan, sebagian besar perusahaan menggunakan TIK untuk optimalisasi proses (77%). Selain itu, penggunaan TIK juga signifikan untuk pengurangan konsumsi sumber daya alam (64%) dan pembuatan pedoman lingkungan (59%).
Meski demikian, penggunaan TIK untuk aktivitas seperti pengukuran dampak lingkungan (36%) dan kompensasi dampak lingkungan (26%) masih berada pada tingkat yang lebih rendah.
Meskipun laporan DESI secara tradisional berfokus pada indikator teknis dalam memantau digitalisasi perusahaan, penambahan indikator yang berkaitan dengan keberlanjutan dan jejak lingkungan dari penggunaan TIK menjadi nilai tambah. Ini semakin memperkuat argumen yang mendukung penggunaan digitalisasi di kalangan perusahaan.
Memiliki profil yang bertanggung jawab dalam memantau tujuan lingkungan dan hubungannya dengan TIK menjadi semakin penting bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan TIK dapat secara tidak langsung mendukung pencapaian tujuan-tujuan lingkungan, atau bahkan penggunaan TIK menjadi kebutuhan untuk mencapai tujuan lingkungan tersebut.
Data dari laporan Uni Eropa juga menyoroti bahwa hampir 30% perusahaan di Uni Eropa belum memiliki individu atau departemen yang secara khusus bertanggung jawab untuk memantau tujuan lingkungan mereka. Persentase ini bervariasi tergantung pada ukuran perusahaan.
Perusahaan mikro atau kecil cenderung tidak memiliki profil tanggung jawab lingkungan ini dibandingkan dengan perusahaan menengah atau besar yang umumnya sudah memilikinya.
Mayoritas perusahaan mengakui adanya hubungan antara penggunaan TIK dan upaya pengurangan jejak lingkungan mereka. Bentuk-bentuk penggunaan TIK yang paling banyak diidentifikasi untuk tujuan ini meliputi telekerja (83%), pengurangan perjalanan bisnis (78%), pemanfaatan platform kolaborasi (78%), dan cloud computing (70%).
Peningkatan daya saing sekaligus kepedulian terhadap planet
Sejak awal peradaban, sumber daya alam telah menjadi fondasi sekaligus tujuan utama dalam pencatatan, penyimpanan, dan pemrosesan informasi. Peradaban Sumeria kuno adalah salah satu contoh pertama yang menunjukkan bagaimana aktivitas-aktivitas ini tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alam.
Kesadaran akan keterkaitan ini semakin menguat di era modern, hingga Uni Eropa saat ini mempertimbangkan pentingnya melacak indikator yang menghubungkan penggunaan TIK dengan dampak positifnya terhadap keberlanjutan lingkungan.
Pentingnya kesadaran lingkungan ini tercermin dalam berbagai contoh nyata. Idealnya, setiap karyawan di semua perusahaan perlu mempertimbangkan kriteria lingkungan dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
Pemikiran ini didasari oleh prinsip bahwa pengurangan jejak lingkungan akan berkonsekuensi pada penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Efisiensi ini pada akhirnya memberikan manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi perusahaan dan lingkungan.
Sebagai wujud komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan pemanfaatan TIK, perusahaan telekomunikasi terkemuka, Telefónica, secara khusus menyampaikan visi mereka untuk siklus kelembagaan Uni Eropa yang baru (2024-2029).
Visi ini tertuang dalam laporan berjudul “EU 2024-2029: Forging a competitive path. Digital by innovation, green by design”. Dengan slogan “digital by innovation, green by design”, Telefónica menekankan pentingnya transisi digital dan hijau yang berjalan beriringan.
"Mari kita maju bersama-sama untuk mencapai, di antara kita semua, peningkatan daya saing bisnis dan kepedulian terhadap planet ini," pungkas Martin.
Menuju Era Baru Pengelolan Kawasan Konservasi Pesisir Pulau-Pulau Kecil di Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya
KOMENTAR