Nationalgeographic.co.id—Salah satu misteri ilmiah dari dunia hewan laut adalah keberadaan penyu muda. Banyak penyu muda seolah menghilang dalam waktu lama setelah menetas dari telur mereka.
Dengan menggunakan pelacak satelit, para ilmuwan kini telah menemukan keberadaan penyu muda selama bagian penting dari kehidupan reptil laut tersebut.
"Kami memiliki kesenjangan data yang besar tentang tahap awal kehidupan bayi hingga balita penyu laut," kata Kate Mansfield, seorang ilmuwan kelautan di University of Central Florida. "Bagian dari kehidupan panjang mereka ini sebagian besar merupakan misteri."
Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah bertanya-tanya tentang apa yang terjadi selama masa yang disebut "tahun-tahun hilang".
"Tahun-tahun hilang" ini merupakan periode antara saat penyu kecil meninggalkan pantai dan saat mereka kembali ke garis pantai dalam keadaan hampir dewasa. Rentang waktu yang jadi misteri ini adalah sekitar satu hingga 10 tahun dari masa hidup penyu.
Hasil sebuah penelitian ilmiah baru kini mulai mengisi kesenjangan data itu dan memecahkan misteri tersebut. Makalah hasil studi ilmiah yang bertajuk "New insights on sea turtle behaviour during the ‘lost years’" itu telah terbit di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences pada Februari 2025.
Selama lebih dari satu dekade, Mansfield dan rekan-rekannya menempelkan tanda GPS pada cangkang penyu muda yang tumbuh cepat. Dengan mengendalikan perahu kecil, mereka mencari penyu muda yang hanyut di antara alga di Teluk Meksiko, dan akhirnya menandai 114 hewan—termasuk penyu hijau yang terancam punah, penyu tempayan, penyu sisik, dan penyu belimbing Kemp.
Pada akhirnya, penanda GPS itu terlepas karena "bagian luar cangkang penyu muda mengelupas karena mereka tumbuh sangat cepat," kata Katrina Phillips, seorang ahli ekologi kelautan di University of Central Florida dan salah satu penulis dalam studi itu, seperti dilansir The Associated Press.
Namun, setiap penanda tetap menempel cukup lama untuk mengirimkan data lokasi selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Apa yang ditemukan para peneliti menantang banyak gagasan lama.
Para ilmuwan telah lama berpikir bahwa penyu kecil hanyut secara pasif mengikuti arus laut, secara harfiah mengikuti arus.
Baca Juga: Menjawab secara Ilmiah: Apa Hewan Peliharaan Pertama Manusia?
"Apa yang kami temukan adalah bahwa penyu sebenarnya berenang," kata salah satu penulis Nathan Putman, seorang ahli ekologi di LGL Ecological Research Associates di Texas.
Para ilmuwan mengonfirmasi hal ini dengan membandingkan data lokasi penyu muda dengan rute pelampung yang hanyut di air pada saat yang sama. Lebih dari separuh pelampung terdampar di pantai, sementara penyu tidak.
"Anak penyu kecil ini sebenarnya membuat keputusan sendiri tentang ke mana ia ingin pergi di lautan dan apa yang ingin dihindarinya," kata Bryan Wallace, seorang ahli ekologi satwa liar di Ecolibrium di Colorado.
Data pelacakan juga menunjukkan lebih banyak variabilitas di lokasi daripada yang diperkirakan para ilmuwan, karena penyu kecil tersebut berpindah antara perairan landas kontinen dan lautan terbuka.
Selain kerja keras untuk menemukan penyu, trik dalam penelitian ilmiah ini adalah mengembangkan tanda bertenaga surya yang fleksibel yang dapat menempel di cangkang cukup lama untuk mengirimkan kembali data.
"Selama bertahun-tahun, teknologi tersebut tidak ada bandingnya," kata Jeffrey Seminoff, seorang ahli biologi kelautan di NOAA yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Temuan tersebut memberi para ahli biologi ide yang lebih baik tentang bagaimana penyu muda menggunakan Teluk Meksiko, wilayah kritis bagi empat spesies penyu laut yang terancam punah.
"Bukan berarti penyu laut itu pernah hilang, tetapi kita yang kehilangan jejaknya," kata Jeanette Wyneken di Florida Atlantic University, yang tidak memiliki peran dalam penelitian ilmiah tersebut.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR