Lebih dari sekadar lingkungan
Keberlanjutan korporasi kini dipandang lebih luas dari sekadar isu lingkungan.
Harvard Business School menekankan bahwa keberlanjutan bisnis harus diukur dari dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat, dengan tujuan memberikan kontribusi positif pada setidaknya salah satu aspek tersebut.
Perusahaan didorong untuk menyeimbangkan keuntungan jangka pendek dengan manfaat jangka panjang, serta mengadopsi tujuan yang inklusif dan ramah lingkungan.
Praktik berkelanjutan mencakup berbagai tindakan seperti pengurangan emisi, efisiensi energi, penggunaan produk perdagangan adil, dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.
Banyak perusahaan telah menetapkan target keberlanjutan yang ambisius. Walmart, misalnya, berjanji mencapai nol emisi pada tahun 2040.
Morgan Stanley menargetkan nol emisi yang dibiayai pada tahun 2050, sementara Google bahkan lebih progresif dengan target operasi bebas karbon pada tahun 2030.
Sektor energi juga bergerak ke arah keberlanjutan, dengan fokus pada sumber energi terbarukan seperti angin, air, dan matahari.
Namun, perlu diwaspadai praktik "greenwashing," di mana perusahaan memberikan kesan ramah lingkungan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Selain itu, upaya pemotongan biaya seperti pemindahan produksi ke negara dengan regulasi yang lebih lemah dapat mempersulit evaluasi keberlanjutan.
Baca Juga: Sustainability: Terobosan Brilian Ini Ampuh Kurangi Penggunaan Pupuk dalam Pertanian
KOMENTAR