Serba-serbi Carstensz Pyramid
Carstensz Pyramid mendapatkan namanya dari John Carstensz, seorang pelaut dan penjelajah berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1623, dalam sebuah pelayaran yang membawanya melintasi perairan eksotis, Carstensz menjadi orang Eropa pertama yang menyaksikan keberadaan gunung yang menjulang tinggi ini.
Sekembalinya ke tanah kelahirannya, Belanda, Carstensz menceritakan pengalamannya melihat gunung bersalju yang terletak dekat dengan garis khatulistiwa. Sayangnya, deskripsinya yang luar biasa ini tidak mendapatkan kepercayaan dari banyak orang di Eropa yang sulit membayangkan salju di daerah tropis.
Gunung Carstensz Pyramid ini berlokasi di dataran tinggi tengah bagian barat Papua, menjadi bagian dari rangkaian pegunungan yang dikenal dengan nama Pegunungan Sudirman (Pegunungan Jayawijaya), atau juga disebut Dugunduguoo oleh penduduk setempat.
Lokasinya sekitar 86 kilometer, atau 55 mil, dari garis pantai selatan pulau Papua. Gunung ini terbentuk dari batuan kapur Miosen tengah, hasil dari proses geologi dahsyat berupa tabrakan antara Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.
Menariknya, Carstensz Pyramid berdiri berdekatan dengan salah satu tambang emas terbesar di dunia, yaitu Tambang Grasberg. Kedekatan ini menjadikan kawasan sekitar gunung sebagai area yang sangat dilindungi dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Keberadaan gletser dan salju abadi, terutama di gunung-gunung yang menjulang tinggi di dekat khatulistiwa, adalah fenomena yang relatif jarang terjadi di Bumi.
Meskipun puncak Carstensz Pyramid sendiri tidak memiliki gletser, lereng-lerengnya menyimpan beberapa gletser yang signifikan, termasuk Gletser Carstensz yang ikonik, Gletser Meren yang misterius, dan Northwall Firn yang menantang.
Suhu di kawasan gunung ini menunjukkan variasi yang cukup ekstrem dalam sehari. Pada siang hari, suhu udara bisa berkisar antara 12 derajat Celsius (53 derajat Fahrenheit) hingga 37 derajat Celsius (98 derajat Fahrenheit). Namun, ketika malam tiba, suhu dapat merosot tajam hingga mencapai -8 derajat Celsius (18 derajat Fahrenheit).
Meskipun terdapat fluktuasi suhu harian yang signifikan, karena lokasinya yang dekat dengan garis khatulistiwa, variasi suhu rata-rata sepanjang tahun di Carstensz Pyramid relatif kecil.
Selain itu, gletser-gletser di wilayah ini juga tidak mengalami banyak fluktuasi musiman yang berarti.
Sayangnya, citra satelit dalam dua dekade terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar gletser di Carstensz Pyramid mengalami penyusutan yang cepat, bahkan beberapa di antaranya dilaporkan telah menghilang sepenuhnya.
KOMENTAR