“Kita dapat semakin kuat di pasar global dengan mendorong pengembangan produk value-added, terutama karena permintaan yang terus meningkat. Tren saat ini juga mengarah ke sertifikasi traceability dan keberlanjutan yang perlu kita kejar,” tambah Haris.
Indonesia dalam pasar global yang dinamis: Mengenal tren perdagangan dan konsumen. Seiring dengan terus berubahnya dinamika perdagangan udang dalam skala global, para pakar industri di Shrimp Outlook 2025 membahas posisi daya saing Indonesia serta pentingnya memahami preferensi konsumen modern untuk menjangkau peluang pasar baru.
Willem van der Pijl, Director of Global Shrimp Forum, turut hadir secara daring untuk membagikan tentang “Tren Perdagangan Udang: Pergeseran Global dan Posisi Indonesia”.
Dalam presentasinya, Willem memaparkan bahwa harga udang pada Q4 2024 mulai membaik, tetapi impor global stagnan sejak 2022. Indonesia juga mengalami beberapa tantangan di pasar udang global seperti kenaikan tarif AS dan kesulitan menembus pasar Uni Eropa.
“Indonesia perlu meningkatkan daya saing dan mendiversifikasi pasar untuk udang mentah maupun value-added,” papar Willem. “China dan EU merupakan pasar yang menjanjikan, tetapi jangan lupa memperkuat pasar domestik agar lebih stabil dan mengurangi ketergantungan terhadap pasar ekspor.”
Di sesi terakhir dari rangkaian pembahasan informatif ini, Nicholas Leonard, Co-Founder Haven Foods, bersama George Chamberlain, Presiden The Center for Responsible Seafood, berpartisipasi dalam diskusi panel yang dimoderatori oleh Liris Maduningtyas.
Mengangkat tema “Fase Lanjutan Pasar Udang: Ketika Tren Konsumen dan Keberlanjutan Membentuk Kembali Pasar Global”, Nicholas menekankan bahwa industri udang Indonesia sebaiknya fokus pada konsistensi dan kolaborasi daripada membandingkan diri dengan negara lain.
Untuk memenuhi standar pasar yang terus berkembang, branding menjadi faktor penting dalam membedakan udang Indonesia berdasarkan kualitas dan keberlanjutan.
"Permintaan global terhadap udang dengan sumber yang bertanggung jawab semakin meningkat, pembeli besar juga kini berkomitmen untuk membeli dari sumber yang berkelanjutan. Teknologi digital dan solusi ketertelusuran menawarkan cara yang hemat biaya untuk memenuhi persyaratan sertifikasi sekaligus meningkatkan standar budi daya," tambah George.
Menuju babak baru budi daya udang dengan semangat baru
Menanggapi Shrimp Outlook 2025, Arif Widianto, supervisor tambak udang di Banten, menunjukkan antusiasmenya. “Kita dapat berbagi bersama petambak lain dan mendapat afirmasi positif dari JALA,” ujarnya.
Wisnu, pemilik tambak di Bengkalis juga mengungkapkan kesan positifnya terhadap Shrimp Outlook 2025. “Menyenangkan, bagus untuk teman-teman petambak Indonesia karena kami dapat berbagi pengalaman tentang mengelola tambak secara efisien. Semoga industri udang Indonesia semakin baik, semakin efisien, semakin kompetitif,” kata Wisnu.
Memandang ke masa depan, Shrimp Outlook 2025 menegaskan pentingnya inovasi, keberlanjutan, dan adaptabilitas dalam menghadapi tantangan industri. Dengan memanfaatkan wawasan global dan upaya kolaboratif, sektor udang Indonesia berada dalam posisi yang kuat untuk terus berkembang di tahun-tahun mendatang.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR