Ia memaksa seluruh penduduk Banda yang tidak kooperatif kepada VOC harus meninggalkan Banda. Coen menjanjikan kepada orang-orang Banda yang diusir dari kampung moyangnya akan diberikan hunian nyaman dan pekerjaan di Jawa.
Namun, mereka yang selamat dalam perjalanan ke Jawa dengan kapal-kapal VOC dibuang di rawa-rawa sekitar Batavia dan kemudian dijual sebagai budak!
Kembali terngiang kematian Verhoeff, membuat Coen tidak menaruh kepercayaan pada orang-orang Banda. Mereka telah menjebak dan menipu atasannya hingga dipenggal kepalanya.
Meski sudah menjalin kerja sama dengan orang-orang Banda yang kooperatif, JP Coen tetap memerintahkan kepada prajuritnya untuk membersihkan etnik Banda. Bahkan, ada isu yang sampai ke telinganya tentang rencana upaya pembunuhan.
Orang-orang kaya Banda yang dinilai sebagai inisiator di balik upaya pembunuhan Coen kemudian ditangkap. Sekitar 44 orang kaya dijatuhi siksaan kejam dengan tujuan hukuman mati.
Pada seorang algojo VOC, salah satu orang kaya Banda sempat bertanya sebelum dipenggal kepalanya: "Tuan, apakah tidak ada belas kasihan?"
Sebuah benda tajam menghempaskan kepala mereka. Nyawa tercerabut dari jasadnya. Tuntas.
Sebuah tiang bambu tajam telah disiapkan untuk digantungkan di sana. Tubuhnya juga digantungkan terpisah di sekitarnya. Setelahnya, VOC menguasai kota, membakar rumah-rumah, dan mendirikan benteng, di mana 1.200 orang Banda menjadi tawanan.
Coen tidak berhenti di situ, kepada orang-orang Banda yang melarikan diri hingga ke perbukitan, diminta pada pasukannya untuk memburu dan membawa mayat mereka.
Selama perburuan itu, orang-orang VOC telah menyaksikan banyak orang-orang Banda yang telah mati. Mereka memilih bunuh diri. Coen juga telah berhasil menemukan beberapa ribu orang Banda yang masih berani mengobarkan perlawanan.
Pertempuran berlangsung hanya dalam waktu satu jam. Orang-orang Banda yang dalam kondisi terdesak itu hanya mempersenjatai diri dengan batu dan tombak. Setelah itu, beberapa yang masih hidup kembali melarikan diri.
Di perbukitan Selamon itu, ditangkap 3.000 penduduk yang berusaha terus melarikan diri. Mereka yang terus memberontak dan melawan, dipukuli hingga mati. Beberapa yang putus asa, memutuskan melompat dari tebing dan mati bunuh diri.
Sekelompok kecil orang Banda berhasil melarikan diri ke Pulau Run, meski akhirnya juga ditangkap pada Juli 1622.
Mereka yang melarikan diri dijatuhkan hukuman mati, karena diduga telah mencoba membunuh beberapa penjaga VOC dalam upaya melarikan diri dari kelaparan di pulau itu.
Selain itu, banyak warga Banda yang tenggelam saat mencoba melarikan diri, namun beberapa selamat saat menyeberang ke Pulau Seram, Kei, dan Aroe.
Diperkirakan hanya sekitar 1.000 dari 13.000 hingga 15.000 penduduk Banda yang selamat dari pembantaian tersebut. Banyak yang meninggal setelah penaklukan VOC atas Kepulauan Banda akibat kelelahan, penyakit, dan kelaparan.
***
Tulisan ini disadur dari artikel gubahan Robbert van Leeuwen di laman Historiek berjudul Jan Pieterszoon Coen en het bloedbad op de Banda-eilanden, terbitan 21 Maret 2025.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Historiek |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR