Lautan yang penuh kekuatan
Beberapa perusahaan seperti Captura, Equatic, California Equatic, Calcarea, dan SeaO2 melihat lautan sebagai solusi alami untuk masalah ini. Mereka termasuk dalam kelompok kecil namun berkembang pesat yang berupaya memanfaatkan kekuatan lautan untuk memusatkan CO2 secara alami.
Perusahaan-perusahaan ini didukung oleh pendanaan modal ventura jutaan dolar dan kontrak dengan perusahaan-perusahaan besar dunia untuk mengimbangi emisi mereka, dengan tujuan membuktikan efektivitas pendekatan ini.
Edward Sanders, COO Equatic, menjelaskan bahwa mengambil CO2 dari lautan lebih efisien karena konsentrasinya 150 kali lebih tinggi dibandingkan di atmosfer yang hanya menyumbang kurang dari 0,05 persen dari volume total. Equatic bahkan telah menguji coba teknologi ini di Pelabuhan Los Angeles.
Teknologi ini juga menguntungkan karena tidak memerlukan penggunaan lahan yang luas dan dapat diintegrasikan dengan berbagai fasilitas seperti pabrik desalinasi dan pengolahan air, serta dikombinasikan dengan energi angin lepas pantai untuk penyimpanan di laut.
Menurut Oldham, pemanfaatan lautan untuk penyerapan karbon menghilangkan kebutuhan akan mesin mahal karena "lautan benar-benar melakukan semua pekerjaan itu sendiri," yang secara signifikan mengurangi biaya.
Captura dan Equatic optimis bahwa mereka dapat menarik CO2 dengan biaya di bawah AS$100 (setara Rp1,6 juta) per ton pada akhir dekade ini. Biaya ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan penangkapan udara langsung yang saat ini berkisar antara AS$250 hingga AS$600 (setara Rp4 juta hingga Rp9,8 juta) per ton, dan diperkirakan tidak akan turun dalam waktu dekat.
Wilayah yang masih belum terpetakan
Setelah melakukan uji coba selama hampir setahun dengan tongkang yang mampu menyerap 100 ton CO2 per tahun, Captura memperluas operasinya dengan membangun fasilitas yang lebih besar di Norwegia, yang dirancang untuk menyerap 1.000 ton CO2 setiap tahunnya.
Equatic juga meningkatkan kapasitasnya dengan membangun pabrik berkapasitas 3.650 ton per tahun di Singapura. Kedua fasilitas ini dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun depan.
Data yang dikumpulkan dari fasilitas-fasilitas ini dan dari Pelabuhan Los Angeles akan digunakan untuk merancang fasilitas komersial berskala besar yang diharapkan mampu menyerap jutaan ton karbon setiap tahun.
Baca Juga: Bagaimana Bhutan Jadi Satu-satunya Negara dengan Emisi Karbon Negatif?
KOMENTAR