Kisah lain yang diangkat Adair adalah tentang Eric Barber, seorang anggota dewan kota dari Virginia Barat. Barber mengalami radikalisasi melalui platform Facebook dan akhirnya bergabung dengan kelompok yang menyerang Gedung Capitol pada tanggal 6 Januari 2021.
Ironisnya, meskipun telah menjalani hukuman penjara akibat perbuatannya, Barber tetap meyakini bahwa pemilihan umum tahun 2020 telah dicuri dan Donald Trump adalah pemenangnya.
Adair juga membahas kasus Stu Stevens, seorang ahli strategi yang bekerja untuk kampanye Mitt Romney pada tahun 2012. Kelompok Stevens membuat iklan kampanye yang secara keliru mengklaim bahwa Presiden Barack Obama bertanggung jawab atas perpindahan produksi Jeep dari Ohio ke Tiongkok.
Padahal, pihak Jeep sendiri secara terbuka menyatakan bahwa klaim tersebut salah dan menegaskan bahwa meskipun perusahaan memperluas operasi di Tiongkok, “tulang punggung merek” Jeep akan tetap berada di AS. Meskipun fakta ini telah terungkap, Adair mengatakan bahwa Stevens tetap menolak untuk mengakui kesalahan iklan tersebut dan bersikeras bahwa iklan itu “secara teknis benar.”
Kalkulasi di balik kebohongan
Pertanyaan mendasar yang kemudian muncul adalah: Mengapa politisi memutarbalikkan kebenaran? Dan dari mana praktik ini berasal? Menurut Adair, kebohongan dalam politik bukanlah tindakan spontan, melainkan keputusan yang sangat diperhitungkan.
Politisi melakukan kalkulasi yang cermat, mempertimbangkan apakah keuntungan yang mereka dapatkan dari membuat pernyataan palsu lebih besar daripada kerugian yang mungkin mereka alami.
Adair menjelaskan bahwa seringkali, politisi menggunakan kebohongan untuk membangun dukungan dari basis pemilih mereka, dengan keyakinan bahwa kebohongan tersebut, dalam skala kecil tertentu, akan membantu mereka mencapai tujuan tersebut.
Meskipun Adair mengakui bahwa kebohongan terjadi di kedua spektrum politik di Amerika Serikat, penelitiannya menunjukkan bahwa Partai Republik cenderung melakukannya lebih sering. Dalam bukunya, Adair menulis bahwa dari tahun 2016 hingga 2021, 55 persen pernyataan yang dibuat oleh anggota Partai Republik dan diperiksa oleh PolitiFact terbukti palsu. Sementara itu, angka untuk Partai Demokrat adalah 31 persen.
Adair mengaku telah bertanya kepada banyak anggota Partai Republik dan mantan anggota Partai Republik yang bersedia berbicara dengannya mengenai fenomena ini. Salah satu jawaban yang sering ia dengar adalah bahwa kebohongan telah menjadi bagian dari budaya politik Partai Republik.
Baca Juga: Pemilu Yunani Kuno: Politisi yang Banyak Diprotes Akan Diasingkan
KOMENTAR