Nationalgeographic.co.id—Inggris sedang berupaya keras untuk mencapai target iklimnya, dan salah satu cara inovatif yang sedang dieksplorasi adalah teknologi penangkapan udara langsung (DAC).
Di pelabuhan Lowestoft, Suffolk, sebuah menara logam setinggi 40 meter baru-baru ini didirikan sebagai proyek percontohan DAC. Teknologi ini, yang menarik perhatian investor seperti Bill Gates dan dukungan pemerintah AS melalui kredit pajak, bertujuan untuk menyedot karbon dioksida langsung dari udara.
Sistem percontohan di Lowestoft ini unik karena berpotensi ditenagai oleh energi nuklir. Ada harapan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir Sizewell C yang sedang dipertimbangkan, yang merupakan usaha patungan antara pemerintah Inggris dan EDF Prancis, dapat mengadopsi teknologi serupa.
Dorongan untuk inovasi ini muncul karena penasihat iklim pemerintah merekomendasikan Inggris untuk memangkas emisi sebesar 87 persen pada tahun 2040. Komite Perubahan Iklim menekankan perlunya penghapusan karbon dioksida (CO₂) untuk mencapai target emisi bersih nol pada tahun 2050, mengidentifikasi DAC dan bioenergi dengan penangkapan dan penyimpanan karbon sebagai solusi potensial.
Fred Chung, manajer pengembangan keuangan dan proyek di Sizewell C, mengakui bahwa DAC saat ini mahal, sekitar £600 (setara RP12,6 juta) per ton CO₂ karena volume udara yang sangat besar dan energi panas yang dibutuhkan.
Dia mengusulkan penggunaan panas dari pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mengatasi biaya energi ini. Visinya adalah memanfaatkan 400 megawatt panas dari Sizewell C untuk menangkap 1,5 juta ton CO₂ per tahun, yang setara dengan emisi seluruh jaringan kereta api Inggris dan sebagian besar dari 384 juta ton setara CO₂ yang dikeluarkan Inggris pada tahun 2023.
Namun, proyek percontohan Lowestoft hanya akan menangkap 75 ton CO₂ per tahun, yang akan dilepaskan kembali ke atmosfer karena fokusnya pada pengujian penangkapan, bukan penyimpanan. Untuk implementasi skala besar, CO₂ yang ditangkap dari Sizewell C perlu dipindahkan ke fasilitas penyimpanan di ladang minyak dan gas yang lebih tua di utara.
Tantangan dan alternatif penghapusan karbon
Meskipun ada antusiasme untuk DAC, seperti dilansir laman The Sunday Times, proyek skala besar sebelumnya di Inggris menghadapi tantangan.
Empat tahun lalu, Storegga dan Carbon Engineering mengumumkan rencana pabrik DAC besar di Skotlandia pada tahun 2026, tetapi perkembangan proyek ini tidak jelas sejak 2022, dan pertanyaan tentang status proyek tidak dijawab. Meskipun demikian, Climeworks, operator fasilitas DAC terbesar di dunia di Islandia, masih tertarik dengan potensi lokasi di Inggris.
Selain DAC, Inggris juga mempertimbangkan metode penghapusan CO₂ lainnya yang lebih konvensional. Ini termasuk penanaman pohon, restorasi lahan gambut, dan penggunaan kayu dalam konstruksi. Rob Bellamy dari Universitas Manchester mencatat bahwa metode-metode ini relatif mudah diterapkan.
Baca Juga: Blue Carbon: Peneliti Ini Timbun Karbon ke dalam Sedimen Rawa Asin, untuk Apa?
Komite Perubahan Iklim juga mendukung "bioenergi dengan penangkapan dan penyimpanan karbon" (BECCS). Drax, sebuah perusahaan energi Inggris, berencana mengubah bekas pembangkit listrik tenaga batu bara di Yorkshire menjadi fasilitas BECCS yang berpotensi menghilangkan delapan juta ton CO₂ per tahun, dengan dukungan subsidi pemerintah hingga tahun 2031.
Metode lain yang sedang dieksplorasi termasuk "pelapukan yang ditingkatkan" dan penggunaan biochar. James Brown dari Lapwing Estate sedang melakukan uji coba biochar di pertaniannya, dengan tujuan menghilangkan 1.000 ton CO₂ tahun ini dan berpotensi meningkatkannya menjadi satu juta ton per tahun di masa depan.
Masa depan ekonomi penghapusan karbon
Tantangan utama untuk semua skema penghapusan karbon ini adalah membuatnya menguntungkan. Saat ini, tidak ada mekanisme penghargaan yang mapan bagi mereka yang menyimpan CO₂ di Inggris. Proyek Brown dan Chung termasuk di antara 15 proyek yang memenangkan pendanaan pemerintah antara £3 juta (setara Rp63 miliar) hingga £5 juta (setara Rp105 miliar).
Model ekonomi yang diusulkan termasuk "kontrak untuk perbedaan" dan integrasi penghapusan CO₂ ke dalam skema perdagangan emisi Inggris. Pasar karbon sukarela juga ada, tetapi integritas kredit karbonnya dipertanyakan.
Meskipun ada tantangan, pengembangan penghapusan CO₂ skala besar di Inggris sangat penting. Inggris dianggap sebagai pemimpin dalam pemikiran tentang penghapusan karbon, tetapi ada risiko negara ini tertinggal dalam penyebaran teknologi jika tidak bergerak cepat.
Bellamy memperingatkan bahwa Inggris mungkin mengulangi pola sejarahnya dengan mengembangkan ide tetapi tidak menjadi yang terdepan dalam implementasi skala besar, meskipun potensi untuk menjadi pemimpin dalam bidang ini masih besar.
KOMENTAR