Selain perubahan fisik, penuaan ini juga berdampak pada metabolisme alkohol.
Pada usia 44 tahun, beberapa perubahan molekuler yang diamati oleh para ilmuwan terjadi pada sel-sel yang berperan dalam pemrosesan alkohol—sehingga menyebabkan mabuk yang lebih parah dibandingkan sebelumnya.
4. Minum Sebelum Tidur Sangat Buruk bagi Kesehatan
Sudah bukan rahasia lagi bahwa minum alkohol dalam jumlah banyak bisa mengganggu tidur. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahkan sekadar satu atau dua gelas sebelum tidur pun dapat menimbulkan masalah, seperti yang dilaporkan Tara Haelle dalam laporannya pada Juni 2023.
"Tidur dirancang untuk memberikan semacam 'liburan' bagi jantung Anda—detak jantung melambat, tekanan darah turun, dan sebagainya," kata Ian Colrain, presiden dan CEO MRI Global, sebuah lembaga penelitian di Kansas City, Missouri.
Namun, alkohol justru meningkatkan detak jantung—dan penelitian Colrain menemukan bahwa bahkan sedikit alkohol dapat membuat detak jantung tetap tinggi selama empat jam pertama tidur.
Minum alkohol sebelum tidur juga dapat mengganggu fase tidur REM, meningkatkan risiko sleep apnea, serta berkontribusi terhadap kecanduan alkohol.
5. Minum Alkohol di Pesawat Bisa Lebih Berbahaya
Mengonsumsi alkohol dalam penerbangan jarak jauh bisa berdampak lebih buruk pada tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa alkohol memperburuk efek ketinggian terhadap tubuh, memberikan beban ekstra pada sistem kardiovaskular, mengurangi kadar oksigen dalam darah, memperburuk dehidrasi, dan mengganggu kualitas tidur.
Meskipun orang muda dan sehat mungkin bisa menoleransi penurunan oksigen, bagi orang tua atau mereka yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru, dampaknya bisa jauh lebih serius.
Baca Juga: Apa Efek yang Ditimbulkan oleh Rasa Takut pada Otak dan Tubuh Manusia?
6. Alkohol Bisa Menyebabkan Kecemasan Setelah Bangun Tidur
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR