Nationalgeographic.co.id—Manusia telah mengonsumsi alkohol selama ribuan tahun, tetapi apa sebenarnya dampaknya bagi tubuh kita? Simak 8 fakta ilmiah tentang bagaimana alkohol memengaruhi tubuh manusia.
Beberapa tahun terakhir, para ilmuwan semakin menemukan bahwa bahkan minum dalam jumlah sedang dapat membawa risiko kesehatan yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pada Januari 2025, Ahli Bedah Umum AS, Vivek Murthy, merilis laporan yang menyerukan pembaruan label peringatan pada minuman beralkohol. Laporan ini menyoroti hubungan langsung antara konsumsi alkohol dan kanker, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh para ilmuwan.
"Alkohol adalah penyebab kanker yang sudah dikenal dan dapat dicegah. Setiap tahun, alkohol bertanggung jawab atas sekitar 100.000 kasus kanker dan 20.000 kematian akibat kanker di Amerika Serikat—jumlah yang lebih besar dibandingkan 13.500 kematian akibat kecelakaan lalu lintas yang terkait dengan alkohol setiap tahunnya. Namun, mayoritas masyarakat Amerika tidak menyadari risiko ini," ujar Murthy dalam sebuah pernyataan.
Rekomendasi ini didasarkan pada penelitian selama bertahun-tahun yang menetapkan bahwa alkohol adalah karsinogen kelompok 1. Alkohol dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker mulut, faring, laring, esofagus, hati, usus besar, dan payudara.
Pada tahun 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa tidak ada jumlah konsumsi alkohol yang benar-benar aman. WHO juga menegaskan bahwa tidak ada bukti yang cukup kuat untuk menunjukkan bahwa manfaat kardiovaskular dari segelas anggur merah dapat mengimbangi risiko kankernya.
Beberapa orang bahkan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap dampak negatif alkohol. Berikut adalah beberapa temuan dari para reporter National Geographic dalam beberapa tahun terakhir tentang bagaimana alkohol memengaruhi tubuh—dan apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya.
1. Dampak Alkohol Lebih Buruk pada Wanita
"Meski mengonsumsi jumlah alkohol yang sama dengan pria, wanita lebih rentan terhadap efek negatifnya," tulis Meryl Davids Landau dalam laporannya pada Agustus 2023.
Kematian terkait alkohol pada wanita terus meningkat, dan risiko kanker payudara sepanjang hidup dapat meningkat hingga 9 persen hanya dengan satu minuman beralkohol per hari. Selain itu, alkohol juga dapat memengaruhi kesuburan dan menopause.
Para ahli yang diwawancarai oleh Landau menjelaskan bahwa salah satu penyebabnya adalah perbedaan komposisi tubuh antara pria dan wanita.
Baca Juga: Bagaimana Minum Alkohol Bisa Bikin Mata Buta dan Memicu KDRT
Wanita memiliki lebih banyak jaringan lemak dan lebih sedikit air dalam tubuh dibandingkan pria dengan berat yang sama, sehingga kadar alkohol dalam darah mereka cenderung lebih tinggi.
"Wanita juga memiliki lebih sedikit enzim yang berfungsi untuk memetabolisme alkohol," tulis Landau.
"Selain itu, fluktuasi hormon pada wanita diduga turut berperan dalam mempercepat atau memperlambat proses pemecahan alkohol dalam tubuh."
2. Seiring Bertambahnya Usia, Minum Alkohol Menjadi Lebih Sulit
Bukan hanya wanita yang tubuhnya semakin sulit memproses alkohol seiring bertambahnya usia, semua orang menjadi lebih rentan terhadap dampaknya.
Seperti halnya wanita, tubuh kita cenderung memiliki lebih sedikit air seiring bertambahnya usia.
"Jika Anda minum jumlah yang sama pada usia 80 tahun seperti yang Anda lakukan saat berusia 30 tahun, kadar alkohol dalam darah Anda akan jauh lebih tinggi," kata Alison Moore, direktur Stein Institute for Research on Aging dan UC San Diego Center for Healthy Aging, dalam laporan Stacey Colino pada Juli 2024 tentang penuaan dan intoleransi alkohol.
Selain itu, enzim yang membantu tubuh memetabolisme alkohol juga berkurang seiring bertambahnya usia.
Otak yang menua pun menjadi lebih rentan terhadap efek alkohol, yang dapat memengaruhi koordinasi dan keseimbangan, meningkatkan risiko jatuh serta memperlambat waktu reaksi.
3. Perubahan Ini Bisa Terjadi Lebih Cepat dari yang Anda Kira
Pernahkah Anda bangun dengan mabuk yang lebih parah dari biasanya dan merasa lebih tua dari sebelumnya? Itu bukan sekadar perasaan.
Baca Juga: Sebelum Lupa, Ini 8 Hal Terliar tentang Tubuh Manusia yang Diungkap Sains pada 2024
Peneliti menemukan bahwa tubuh kita mengalami dua fase penuaan yang terjadi secara tiba-tiba, yaitu pada usia 44 dan 60 tahun, sebagaimana dilaporkan oleh Daryl Austin pada September 2024. Perubahan molekuler ini berkontribusi pada tanda-tanda penuaan yang tampak, seperti kulit kendur dan kerutan.
Selain perubahan fisik, penuaan ini juga berdampak pada metabolisme alkohol.
Pada usia 44 tahun, beberapa perubahan molekuler yang diamati oleh para ilmuwan terjadi pada sel-sel yang berperan dalam pemrosesan alkohol—sehingga menyebabkan mabuk yang lebih parah dibandingkan sebelumnya.
4. Minum Sebelum Tidur Sangat Buruk bagi Kesehatan
Sudah bukan rahasia lagi bahwa minum alkohol dalam jumlah banyak bisa mengganggu tidur. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahkan sekadar satu atau dua gelas sebelum tidur pun dapat menimbulkan masalah, seperti yang dilaporkan Tara Haelle dalam laporannya pada Juni 2023.
"Tidur dirancang untuk memberikan semacam 'liburan' bagi jantung Anda—detak jantung melambat, tekanan darah turun, dan sebagainya," kata Ian Colrain, presiden dan CEO MRI Global, sebuah lembaga penelitian di Kansas City, Missouri.
Namun, alkohol justru meningkatkan detak jantung—dan penelitian Colrain menemukan bahwa bahkan sedikit alkohol dapat membuat detak jantung tetap tinggi selama empat jam pertama tidur.
Minum alkohol sebelum tidur juga dapat mengganggu fase tidur REM, meningkatkan risiko sleep apnea, serta berkontribusi terhadap kecanduan alkohol.
5. Minum Alkohol di Pesawat Bisa Lebih Berbahaya
Mengonsumsi alkohol dalam penerbangan jarak jauh bisa berdampak lebih buruk pada tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa alkohol memperburuk efek ketinggian terhadap tubuh, memberikan beban ekstra pada sistem kardiovaskular, mengurangi kadar oksigen dalam darah, memperburuk dehidrasi, dan mengganggu kualitas tidur.
Meskipun orang muda dan sehat mungkin bisa menoleransi penurunan oksigen, bagi orang tua atau mereka yang memiliki penyakit jantung atau paru-paru, dampaknya bisa jauh lebih serius.
Baca Juga: Apa Efek yang Ditimbulkan oleh Rasa Takut pada Otak dan Tubuh Manusia?
6. Alkohol Bisa Menyebabkan Kecemasan Setelah Bangun Tidur
Pernah bangun dengan perasaan gelisah setelah minum alkohol? Fenomena ini dikenal sebagai "hangxiety" atau kecemasan pasca-mabuk.
Alkohol mengganggu neurotransmitter yang berperan dalam mengatur kecemasan, sehingga saat efek alkohol hilang, perasaan cemas bisa muncul.
Selain itu, ketika tubuh memecah alkohol, ia menghasilkan zat beracun bernama asetaldehida, yang dapat menyebabkan mual, kelelahan, dan kecemasan.
7. Efek Alkohol Bisa Diperbaiki Dalam Hitungan Minggu
Meskipun alkohol bisa merusak hati, kabar baiknya adalah sebagian besar kerusakan ini dapat diperbaiki hanya dalam beberapa minggu jika seseorang berhenti minum.
Hati memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Dari empat tahap penyakit hati akibat alkohol, tiga tahap pertama dapat diperbaiki hanya dengan menghentikan konsumsi alkohol.
8. Ingin Berhenti Minum?
Seiring meningkatnya kesadaran akan bahaya alkohol, alternatif yang lebih sehat mulai bermunculan. Mocktail dan minuman non-alkohol semakin populer dengan rasa yang lebih baik berkat inovasi dalam ilmu pangan.
Selain itu, tren perjalanan tanpa alkohol semakin berkembang, memungkinkan wisatawan menikmati budaya baru tanpa harus mengonsumsi minuman beralkohol.
Banyak agen perjalanan bahkan menawarkan paket wisata bebas alkohol, yang memberikan pengalaman unik tanpa risiko mabuk dan efek sampingnya.
"Orang-orang sangat senang bisa terhubung dengan mereka yang memiliki pengalaman hidup serupa," kata Lauren Burnison, pendiri We Love Lucid, sebuah agen perjalanan bebas alkohol di Eropa. "Suasananya begitu positif, dan menyenangkan bisa bangun tanpa mabuk."
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR