Ia menambahkan bahwa bukti menunjukkan lingkungan tempat tinggal juga berdampak besar pada kesejahteraan sosial dan emosional seseorang.
Apa yang mendefinisikan lingkungan yang ramah pejalan kaki?
Meskipun banyak kota di Eropa terkenal karena kemudahan berjalan kakinya, beberapa contoh kota di Amerika Serikat yang memiliki lingkungan ramah pejalan kaki antara lain New York City, Chicago, San Francisco, dan Boulder, Colorado.
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Duncan menggunakan beberapa indikator untuk mengukur tingkat kemudahan berjalan kaki suatu wilayah, seperti kepadatan persimpangan jalan, kepadatan penduduk, dan kemudahan mencapai tujuan.
Hasilnya menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 persen pada tingkat kemudahan berjalan kaki suatu wilayah, jumlah orang yang berjalan kaki di lingkungan tersebut meningkat sebesar 0,42 persen.
Sebenarnya, kemudahan seseorang untuk berjalan kaki lebih ditentukan oleh lokasi awal dan tujuan akhir mereka, bukan sekadar tingkat "kemudahan berjalan kaki" secara umum di kota atau lingkungan tempat tinggal mereka. "Tingkat kemudahan berjalan kaki suatu wilayah bisa berubah-ubah, tidak selalu tetap," jelas Duncan.
Manfaat Nyata dari Lingkungan yang Ramah Pejalan Kaki
Penelitian menunjukkan bahwa komunitas yang lebih ramah pejalan kaki membawa dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup, serta usia harapan hidup sehat, yaitu jumlah tahun seseorang dapat beraktivitas dengan kondisi tubuh yang baik, tambah Duncan.
"Ada hubungan yang jelas antara lingkungan tempat tinggal dan perilaku, khususnya aktivitas fisik," ujarnya.
"Pertanyaan pentingnya adalah apakah hal ini berdampak nyata pada kesehatan, seperti penurunan risiko obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, atau diabetes."
Selain meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum, tinggal di lingkungan yang ramah pejalan kaki juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup keluarga.
Baca Juga: Telisik Ilmiah: Mengapa Jari Tangan dan Kaki Mengerut saat Terendam Air?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR