Nationalgeographic.co.id—Kematian misionaris Amerika di tangan suku yang terancam punah di Samudra Hindia memunculkan masalah yang menarik bagi suku Sentinel. Suku Sentinel diyakini sebagai suku pra-Neolitik terakhir di dunia. Suku ini dikenal suka menembakkan anak panah kepada orang luar yang mendekati pulau tersebut.
Misionaris Kristen John Allen Chau tampaknya ditembak dan kemudian dibiarkan mati di pantai pada tahun 2018. Chau membayar nelayan untuk membawanya secara ilegal ke Pulau Sentinel Utara di Kepulauan Andaman dan Nicobar, India.
Lalu bagaimana cara suku Sentinel berhasil tetap terputus dari dunia luar selama ini? Apa yang diketahui oleh dunia tentang suku Sentinel? Sebenarnya sangat sedikit. Mereka didefinisikan sebagai “masyarakat yang tidak terkontak” atau kelompok yang hidup tanpa kontak signifikan dengan dunia luar. Tempat tinggal mereka di Pulau Sentinel Utara, di Samudra Hindia, luasnya hanya sekitar 60 kilometer persegi. Pulau itu berjarak 1.200 km dari daratan utama India.
Pulau Sentinel Utara telah menjadi milik India sejak 1947, tetapi diakui sebagai negara berdaulat.
Perkiraan kasar menyebutkan jumlah penduduk Sentinel antara 50 dan 150 orang. Suku Sentinel memiliki bahasa mereka sendiri yang tidak digunakan oleh orang luar mana pun. “Bahkan bahasa mereka tidak ada hubungannya dengan bahasa di pulau-pulau sekitarnya,” tulis Liam Butterworth di laman ABC Net.
Mereka menjalani gaya hidup berburu-meramu dan kerap menyerang orang-orang yang pernah mengunjungi pulau itu di masa lalu.
Bagaimana suku Sentinel bisa menghindari kontak dengan dunia luar begitu lama?
Pemerintah India melindungi suku Sentinel dan menghormati keinginan mereka untuk dibiarkan sendiri.
Merupakan tindakan ilegal untuk berada dalam jarak 4,8 km (3 mil) laut dari pulau itu. Bahkan pada tahun 2017, Pemerintah India memberlakukan undang-undang yang melarang pengambilan foto atau pembuatan video suku Sentinel.
Pada tahun 2010, Penjaga Pantai India menangkap lebih dari 100 nelayan Burma dalam sebulan karena membahayakan masyarakat.
Baca Juga: Kala Kematian Misionaris di Pulau Sentinel Utara Justru Bahayakan Penduduk Asli
Suku Sentinel selamat dari tsunami Samudra Hindia 2004 yang dahsyat. Mereka juga melepaskan anak panah ke helikopter Angkatan Laut India saat helikopter tersebut melakukan pemeriksaan kesejahteraan.
Salah satu alasan mereka diisolasi adalah kurangnya kekebalan genetik terhadap penyakit umum seperti influenza dan campak.
Apakah ada yang akan didakwa atas kematian warga Amerika?
Polisi India mendakwa tujuh nelayan yang membawa Chau ke Pulau Sentinel Utara. Tetapi tidak dapat mendakwa satu pun warga suku tersebut mengingat kedaulatan pulau tersebut.
Jurnalis India Subir Bhaumik mengatakan bahwa fakta ini mempersulit masalah bagi otoritas hukum.
“Ini kasus yang sulit bagi polisi,” katanya. “Anda bahkan tidak dapat menangkap suku Sentinel.”
Dua nelayan India yang sedang menangkap ikan secara ilegal dibunuh di lepas pulau tersebut pada tahun 2006. Saat itu perahu mereka lepas dan hanyut ke pantai. Chau melanggar hukum dengan mendekati pulau itu — tempat yang diyakini sebagai tempat ia ingin berkhotbah.
Keluarganya mengatakan mereka memaafkan orang-orang yang bertanggung jawab atas kematiannya.
“Kami memaafkan mereka yang dilaporkan bertanggung jawab atas kematiannya,” tulis keluarganya dalam sebuah pernyataan di Instagram. “Ia pergi keluar atas kemauannya sendiri dan kontak-kontak lokalnya tidak perlu dituntut atas tindakannya sendiri.”
Apakah ada contoh lain tentang masyarakat yang tidak terkontak?
Survival International, kelompok amal yang mengadvokasi hak-hak masyarakat adat, memperkirakan ada sekitar 100 kelompok di seluruh dunia pada tahun 2013.
Banyak dari kelompok ini berada di wilayah Amazon, termasuk di Brasil dan Peru, dan di Papua Nugini.
Survival International mengambil gambar terperinci masyarakat Mashco-Piro di Peru pada tahun 2013. Masyarakat ini hanya memiliki sedikit kontak damai dengan dunia luar.
Suku Amazon rentan terhadap penebangan liar dan proyek gas dan minyak di rumah tradisional mereka dan terlihat lebih sering.
Kelompok lain di Kepulauan Andaman, suku Jarawa, juga bersikap bermusuhan terhadap orang luar. Ironisnya, masa depan mereka terancam oleh jalan raya yang melintasi wilayah mereka.
Sebuah film dokumenter tahun 1971, A Blank on the Map, oleh Sir David Attenborough merekam interaksinya dengan suku Biami di Papua Nugini. Kabarnya, suku ini juga tidak pernah berhubungan dengan dunia luar.
Source | : | ABC |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR