Semua ini membebani jantung dan ginjal. Seperti ban usang yang kehilangan daya cengkeramnya, seiring waktu, penanggap tekanan darah pertama ini melemah. Konsumsi garam berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gagal ginjal, penyakit jantung, dan stroke.
Di bagian tubuh lain, gaya hidup yang bergantung pada garam dapat meningkatkan kemungkinan tukak lambung dan kanker. Selain itu, beberapa penelitian mengeklaim bahwa garam menarik kalsium dari tulang dan dapat menyebabkan osteoporosis. Namun efeknya belum diamati secara unilateral di berbagai kelompok orang.
Pro dan kontra konsumsi garam
Makanan asin bisa sangat sulit dibatasi karena tubuh kita terprogram untuk menginginkannya. Garam sangat penting untuk kesehatan. Asupan garam yang tidak mencukupi dapat menyebabkan kram otot. Selain itu, juga menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti resistensi insulin dan aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah suatu kondisi penyempitan arteri yang merupakan prekursor stroke. Asupan garam yang terlalu sedikit pun dapat berakibat fatal. Namun saat ini jarang terjadi orang mengalami kekurangan garam.
“Hanya 2 persen orang di Amerika Serikat yang berisiko mengonsumsi garam dalam jumlah yang sedikit,” tambah Shi En Kim.
Meskipun risikonya terbatas, beberapa peneliti tidak menyukai gerakan rendah garam demi kesehatan yang lebih baik. Mereka menyatakan bahwa peringatan garam terlalu ketat.
Pada tahun 2013, sebuah penilaian yang diterbitkan oleh Institute of Medicine membuka kembali penyelidikan terhadap batas 2,3 gram. Alasannya adalah kurangnya bukti untuk persyaratan yang sangat sederhana tersebut. Penolakan mereka memperparah apa yang dikenal di komunitas medis sebagai “perang garam”.
Setelah laporan tersebut, AHA (The American Heart Association) menyatakan bahwa buktinya tidak lengkap dan tidak setuju dengan temuan tersebut.
Berpegang teguh pada pedoman perawatan kesehatan yang ada merupakan tantangan dalam praktik, kata Franz Messerli, seorang profesor kedokteran di Universitas Bern di Swiss.
Menurutnya, tidak ada negara di dunia yang mampu bertahan di bawah batas natrium yang dikampanyekan oleh berbagai organisasi kesehatan besar. Messerli merupakan bagian dari kelompok yang menganggap “perang” terhadap garam sebagai sesuatu yang berlebihan.
Sebagian dari argumennya adalah bahwa hubungan garam dengan tekanan darah dapat dikaburkan oleh faktor-faktor lain. Misalnya riwayat medis seseorang, tingkat stres, pekerjaan, dan kebiasaan sehari-hari.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR