Film ini menyoroti peran Rogier Verbeek (Kevin McMonagle), seorang geolog Belanda. Setelah letusan Krakatau, penelitian geologinya menjadi dasar bagi ilmu vulkanologi modern. Film ini menggunakan efek visual yang mengesankan, mampu menggambarkan letusan gunung berapi, aliran piroklastik, dan tsunami yang menghancurkan.
Moral ceritanya, bencana seperti letusan gunung berapi mampu mengubah kehidupan dalam sekejap. Atas pengetahuan itulah manusia memerlukan persiapan, edukasi, dan kerja sama untuk mengurangi dampak bencana.
Selain itu, film ini juga menyampaikan nilai-nilai tentang ketahanan manusia dan kekuatan cinta keluarga di tengah tragedi. Bagaimana solidaritas dan keberanian dapat menjadi harapan di tengah kehancuran.
Sutradara film ini adalah Sam Miller sedangkan penulis ceritanya adalah Colin Heber-Percy, Michael Olmert, dan Lyall B. Watson.
Kendati mengisahkan sebuah gunung dan kehidupan di Indonesia, sebagian besar syutingnya di Afrika Selatan. Lokasi ini dipilih untuk merepresentasikan lanskap tropis yang menyerupai wilayah sekitar Gunung Krakatau pada akhir abad ke-19.
(7) Hafalan Shalat Delisa (2011), perjuangan seorang anak kecil di pesisir Aceh ketika tsunami menerjang.
Film ini diadaptasi dari novel karya Tere Liye, mengisahkan perjuangan seorang anak kecil bernama Delisa (diperankan oleh Chantiq Schagerl). Pada 26 Desember 2004, ketika Delisa sedang mempersiapkan ujian hafalan shalat, gempa bumi besar mengguncang Lhoknga, Aceh Besar.
Berikutnya, sekonyong-konyong tsunami dahsyat menerjang dan menghancurkan desanya. Akibatnya, ia terluka parah sehingga kakinya harus diamputasi, bahkan kehilangan ibu dan saudara-saudaranya.
Film ini menggambarkan perjalanan Delisa dalam menghadapi kehilangan dan trauma, sambil tetap berpegang pada nilai-nilai agama dan harapan. Dengan bantuan ayahnya, Abi Usman (Reza Rahadian), dan orang-orang di sekitarnya, ia belajar untuk bangkit kembali dan menemukan makna hidup di tengah kehancuran. Kisah ini penuh dengan pesan tentang ketabahan, cinta, dan kekuatan iman.
Film ini disutradarai oleh Sony Gaokasak, dengan naskah yang ditulis oleh Aramantono. Hafalan Shalat Delisa tidak hanya menyentuh hati penonton, tetapi juga memberikan penghormatan kepada para korban tsunami Aceh.
Baca Juga: Selain di Aceh, Tsunami Besar juga Berpotensi Terjadi di Selatan Jawa
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR