Nationalgeographic.co.id—Sekitar 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid dengan lebar lebih dari 6 mil menghantam tempat yang sekarang menjadi Semenanjung Yucatan. Peristiwa itu kemudian memicu kepunahan massal kelima dalam sejarah.
Sebagian puing yang terlempar ke atmosfer kembali ke Bumi dan gesekannya mengubah udara menjadi sangat panas dan memicu kebakaran hutan saat mendarat di seluruh dunia. Kemudian intensitas gelombang panas itu memicu musim dingin yang berkepanjangan, langit tertutup jelaga dan abu saat suhu turun.
Lebih dari 75 persen spesies yang diketahui dari akhir periode Cretaceous (zaman Kapur), tidak berhasil mencapai periode Paleogen berikutnya. Jeda geologis antara keduanya disebut batas K-Pg, dan burung berparuh adalah satu-satunya dinosaurus yang selamat dari bencana tersebut.
Jadi, burung adalah satu-satunya dinosaurus yang tersisa. Tampaknya memang aneh. Lihat saja merpati atau penguin tidak terlihat seperti Tyrannosaurus. Namun, rupanya hubungannya masih ada. Sekitar 150 juta tahun yang lalu, pada zaman Jura (Jurassic), burung pertama berevolusi dari dinosaurus kecil berbulu yang mirip raptor, menjadi cabang baru dalam pohon keluarga dinosaurus.
Selama lebih dari 80 juta tahun, berbagai jenis burung berkembang pesat, dari burung perenang seperti burung loon yang bergigi hingga burung berparuh yang terbang sambil membawa bulu seperti burung pita.
Jika melihat ke belakang, burung dapat dikategorikan sebagai dinosaurus unggas, sementara jenis lainnya (dari Stegosaurus hingga Brontosaurus) adalah dinosaurus non-unggas. Alasan paleontologis membuat pemisahan itu adalah karena bencana kepunahan massal 66 juta tahun yang lalu tersebut.
Mengutip Smithsonian Magazine, ahli paleontologi dari Royal BC Museum, Derek Larson, mengatakan, "Telah banyak diskusi tentang apa yang memungkinkan burung modern bisa bertahan dari kepunahan K-Pg, sementara kelompok burung lainnya, dinosaurus non-unggas, bahkan pterosaurus punah."
Akhir Zaman Kapur dipenuhi dengan berbagai jenis burung dan reptil mirip burung. Namun dari kelompok-kelompok ini, hanya burung berparuh yang bertahan hidup.
Baca Juga: Jangan Lagi Terkecoh dengan 8 Mitos Dinosaurus yang Banyak Dipercaya Orang Ini
Peristiwa-peristiwa dalam proses evolusi telah memberi burung keuntungan besar, jauh sebelum asteroid menghantam. Burung pertama, Archaeopteryx yang berusia 150 juta tahun, awalnya membingungkan para naturalis abad ke-19 karena memiliki gigi.
Selama puluhan juta tahun setelah Archaeopteryx, burung bergigi terus berkembang dan berevolusi bersama kerabat dinosaurus mereka. Dan beberapa burung bergigi ini akhirnya kehilangan giginya, dan memakan makanan mereka dengan paruh tanpa gigi. Lalu, muncul pertanyaan mengenai tekanan evolusi apa yang mendorong burung kehilangan gigi padahal gigi tampak sangat berguna.
Adaptasi terhadap udara tampaknya dapat menjadi alasan mengingat sebagian besar burung terbang. Paleontolog Universitas Texas di Austin, Grace Musser, mengatakan, "Hipotesis lama berfokus pada gagasan pengurangan berat badan untuk terbang." Namun, para peneliti kembali menimbang alasan ini setelah adanya penemuan bahwa beberapa burung bergigi merupakan penerbang yang kuat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR