Catatan Panjeblugipun Redi Kelut juga merekam panduan leluhur berdasar pengalaman mereka ketika Gunungapi Kelut bererupsi pada zaman-zaman silam, yang diwariskan lintas generasi sebagai mitigasi saat bencana.
Komunikasi antarwarga
Sebelum air tiba di Kota Blitar, warga yang terbangun kemudian membangunkan tetangganya dan sanak saudaranya. Meski teknologi mereka tergolong sederhana, sebuah sistem informasi kabar berantai telah tercipta. Mereka memberitahukan secara sambung-menyambung bahwa bencana lahar sedang menuju ke kota.
Kepekaan semacam ini tampaknya diwariskan oleh orang-orang terdahulu. "Lahar belum datang, orang yang sudah terjaga banyak yang mengungsi," catat Yudakusuma.
Panduan darurat menghadapi banjir lahar
"Ada nasihat orang-orang tua kepada anak cucunya demikian: kelak jika ada lahar, kamu jangan bingung, lebih baik tenang. Dengarkan dulu suara airnya, apakah berada di sebelah timur, barat, utara lurus, atau sudah berada di sebelah selatan," tulisnya.
Dia melanjutkan, "Jika suara gemuruh sudah berada di sebelah selatan, entah tenggara maupun barat daya, itu pertanda bahwa lahar sudah berlalu, sehingga tidak perlu mengungsi. Jika suara gemuruh berada di sebelah timur laut, harus mengungsi ke barat. Kalau suara gemuruh berasal dari arah barat laut, harus mengungsi ke timur. Kalau suara berada di sebelah utara tepat, harus mengungsi ke seberang selatan (Sungai Brantas)."
Namun, Yudakusuma mengungkapkan, apabila kita sulit menentukan arah datang suara gemuruh air, kemungkinan tempat kita masih aman. "Begitu juga kalau suara tidak karuan arah asalnya. Demikian itu kalau air kira-kira masih jauh."
Orang-orang tua berpesan, apabila air kian mendekat, sebaiknya mengungsi ke tempat-tempat terdekat tetapi posisinya lebih tinggi—seperti bukit atau desa-desa yang lebih aman. Mereka juga berpesan kepada anak cucu untuk lebih kenal dan memahami topografi di sekitar tempat tinggal.
Dia melanjutkan menulis, "Tetapi ingatlah, arahmu jangan sampai menuju ke sungai lahar yang terletak di sebelah utara dan sebelah barat kota, karena itu termasuk jalan lahar. Juga ingatlah apakah tempat yang engkau tempati itu termasuk tinggi atau rendah. Kalau tinggi, lebih baik jangan kau tinggalkan. Hanya memanjatlah pada pepohonan beserta anak istrimu. Jika rendah, segera tinggalkan tempat itu dan mengungsilah ke tempat di sekitar rumahmu yang termasuk tinggi."
Baca Juga: Apakah Benar Letusan Tambora Penyebab Kekalahan Napoleon di Waterloo?
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR